Teror dan kekerasan dalam bentuk apa pun dipastikan bukan wujud sikap jemaah Nahdlatul Ulama
Kediri (ANTARA) - Pengurus Cabang Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Kabupaten Kediri, Jawa Timur meminta agar Kepolisian Resor Kediri untuk mengusut secara tuntas kejahatan teror di rumah Bupati Kediri.
"Meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kejahatan teror tersebut hingga ke akar-akarnya," kata Sekretaris PC LPBHNU Kabupaten Kediri Taufiq Dwi Kusuma, di Kediri, Minggu.
Pihaknya menyesalkan insiden pelemparan kembang api dengan ukuran besar di rumah pribadi Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, tepatnya di Jalan Soekarno Hatta, Kabupaten Kediri tersebut.
Aksi teror tersebut dilakukan oleh dua orang yang terekam kamera pengintai. Mereka naik sepeda motor dan salah satunya menyalakan kembang api ukuran besar, lalu melemparkan kembang api tersebut ke garasi mobil.
Pada selongsong kembang api tersebut terdapat tulisan berisi teror. Bahkan, tulisan itu juga dikait-kaitkan dengan NU.
Isi tulisan itu "Kediri milik NU. Angkat kakimu sebelum kamu dan keluargamu kami bakar, NKRI harga mati".
Pihaknya prihatin dengan kejadian ini dan sangat menyesalkan nama NU dikait-kaitkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa teror atas nama Nahdlatul Ulama (NU) sungguh sangat memprihatinkan, khususnya bagi warga jemaah Nahdlatul Ulama.
Dalam teror tersebut berkembang isu liar yang mencoba membenturkan dan memaksa NU Kabupaten Kediri ditarik dalam situasi politik. Kabupaten Kediri akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Desember 2020. Selain itu, teror tersebut juga merusak perayaan HUT Ke-75 Kemerdekaan RI di wilayah Kabupaten Kediri.
Pihaknya menegaskan teror tidak dibenarkan dalam bentuk apa pun, terlebih lagi menyeret nama NU dalam pusaran kejadian tersebut.
"Teror dan tindak kekerasan dalam bentuk apa pun dapat dipastikan bukan wujud sikap dari jemaah Nahdlatul Ulama," ujar dia.
Baca juga: Mantan Bupati Kediri Sutrisno serahkan kasus teror dialami ke polisi
LPBHNU Kabupaten Kediri, lanjut dia, juga mengajak kepada seluruh jemaah Nadhlatul Ulama Kabupaten Kediri untuk tetap tenang, patuh, dan tunduk pada organisasi NU dan fatwa para masyayikh.
"NU Kabupaten Kediri tetap komitmen pada politik keumatan di atas semua golongan ahlus sunnah wal jamaah," ujar dia.
Kasus tersebut masih ditangani oleh Polres Kediri. Petugas memeriksa sejumlah saksi dalam perkara tersebut. Polisi juga sempat memasang garis polisi saat olah tempat kejadian perkara (TKP), namun langsung dilepas setelah olah TKP selesa dilakukan.
Sutrisno dan istrinya, Haryanti telah menjabat sebagai Bupati Kediri selama empat periode. Masing-masing dua periode. Jabatan Haryanti Sutrisno sebagai Bupati Kediri ini merupakan tahun terakhir, sehingga Kabupaten Kediri akan menggelar pilkada pada Desember 2020.
Pada Pilkada Kabupaten Kediri, Sutrisno yang juga mantan Ketua DPC PDIP Kabupaten Kediri ini sempat mendukung pasangan Mujahid-Eko Ediono untuk maju dalam Pilkada 2020. Poster mereka banyak terpampang di sejumlah titik wilayah Kabupaten Kediri.
Namun, DPP PDIP justru memberikan dukungan untuk pasangan calon Bupati Kediri yang juga anak Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yakni Hanindhito Himawan Pramono. Ia bergandengan dengan Dewi Maria Ulfa yang merupakan Ketua Fatayat NU Kabupaten Kediri di Pilkada 2020 Kabupaten Kediri.
Baca juga: Polisi tangani teror di rumah Bupati Kediri
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020