Jakarta (ANTARA News) - Satu jenis bakteri dipercaya dapat membantu mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah dan chikungunya demikian satu studi yang disiarkan di jurnal AS, Cell.
Penelitian tersebut dilakukan atas studi sebelumnya yang mendapati kehidupan satu jenis nyamuk pembawa penyakit dapat diputus separuhnya dengan menulari hewan tersebut dengan bakteri yang diambil dari lalat buah.
"Bersama dengan dampak yang sebelumnya digambarkan memperpendek hidup, hasil itu menunjukkan kami mungkin dapat memiliki dampak besar pada penyakit," kata penulis studi tersebut, Scott O`Neill dari University of Queensland.
Nyamuk yang terinfeksi bakteri itu terbukti tahan terhadap virus penyebab demam berdarah dan chikungunya. Nyamuk tersebut juga menjadi tuan rumah yang buruk bagi satu bentuk parasit malaria yang menyerang burung.
Tak ada vaksin atau obat bagi demam berdarah dengue, penyakit yang menyakitkan dan menewaskan lebih dari 40.000 orang dan menyerang lebih dari 50 juta orang setiap tahun. Chikungunya biasanya tidak mematikan, tapi dapat mengakibatkan gejala yang serupa dengan demam berdarah dengue.
Bakteri Wolbachia sangat banyak di alam, tempat hewan itu diperkirakan menulari 60 persen dari semua spesies serangga.
O`Neill dan timnya mengerjakan cara menyebarkan penularan ke nyamuk, yang bertanggung jawab atas penularan penyakit ke manusia seperti malaria.
Mereka berharap dapat menulari populasi nyamuk alam dengan Wolbachia dengan melepaskan nyamuk yang ditulari bakteri tersebut di laboratorium.
"Kami saat ini melakukan serangkaian percobaan di tempat rumah kaca di luar ruangan yang dikurung guna meneliti kemampuan penularan Wolbachia untuk menyerba ke populasi nyamuk alam," kata O`Neill di dalam jurnal yang disiarkan Kamis (24/12).
"Jika ini berhasil, harap dapat membuka percobaan lapangan dalam waktu satu atau dua tahun," kata O`Neill sebagaimana dikutip AFP.
Bakteri itu menyebar dari induk ke larva dengan bantuan penyimpangan pertumbuhan yang membuat nyamuk betina yang tak terinfeksi tak mampu bereproduksi dengan nyamuk jantan yang terinfeksi.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009