"Kami dikira intelijen Israel, dan selama proses interogasi, ditodong senjata AK-47 sampai proses perundingan dengan komandan berpangkat kapten, waktunya kurang lebih setengah jam," kata Hanibal Widada Yudya Wijayanta, wartawan ANTV kepada ANTARA News di Rafah, Jumat.
Ia bersama wartawan Metro TV, Mahendro Wisnu Wardono, pada Jumat yang merupakan hari libur bagi warga Mesir mengagendakan liputan ke Rafah karena serangan bom di perbatasan mulai mereda.
Sebagai kota yang masuk yuridiksi militer, Kota Rafah yang terbagi atas Rafah yang masuk wilayah Mesir dan Rafah yang masuk Jalur Gaza Palestina selama ini menjadi titik paling penting yang membatasi kawasan menuju Israel. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2009
\\\" Udahlah gak usah pake intelijen segala. Ente tinggal bilang, mau info apa, entar Anne yg cariin. Yg penting, jgn lupa ongkosnya. \\\"