Rata-rata, ekosistem akan memerlukan perubahan 420 meter --sekitar seperempat mil-- per tahun ke daerah yang lebih dingin pada abad ini, jika semua spesies yang mendiami wilayah tersebut ingin tetap berada di zona nyaman mereka, demikian keyakinan beberapa ilmuwan AS.
Ekosistem yang datar seperti hutan bakau, tanah basah dan gurun menghadapi tantangan yang paling besar, karena semua itu harus bergeser lebih jauh lagi agar dapat bertahan hidup.
Habitat pegunungan agak lebih beruntung, karena hanya sedikit perubahan ketinggian memberi udara sejuk.
Jumlah tersebut dilandasi atas skenario "A1B" bagi kemungkinan buangan karbon abad ini, sebagaimana diramalkan oleh Panel Antar-pemerintah mengenai Perubahan Iklim (IPCC). Jumlah itu dipandang sebagai tingkat menengah pemanasan.
Perubahan iklim akan berdampak paling lambat di hutan cemara tropis dan sub-tropis, temperatur hutan cemara yang berudara sedang, apa yang disebut tanah rumput gunung dan dataran bersemak, kata para ilmuwan itu.
Gurun, hutan bakau, tanah rumput, dan padang rumput akan menghadapi pukulan paling cepat.
Surat tersebut menyatakan perjuangan tanpa kenal ampun makhluk di dalam teori Darwin akan terjadi.
Sebagian spesies kasar mungkin mampu menyesuaikan diri dengan temperatur dan mengubah tempat tinggal mereka. Spesies lain yang dapat pindah ke tempat lain tepat pada waktunya juga akan selamat.
Namun semus spesies yang tak dapat menyesuaikan diri --atau yang hanya dapat bergerak lamban, seperti tanaman-- takkan memiliki tempat untuk pergi dan dapat menghadapi kepunahan.
"Proyeksi perubahan iklim, yang disebut velositi, terhubung secara langsung dengan prospek kelangsungan hidup bagi tanaman dan hewan. Ini adalah keadaan yang akan menetapkan panggung, apakah spesies berpindah atau bediam di tempat tinggal mereka," kata penulis bersama Chris Field, Direktur Department of Global Ecology, Carnegi Institution.
Studi tersebut menyatakan bahwa daerah yang dilindungi seperti suaga alam biasanya terlalu kecil untuk menangani perubahan habitat yang diperkirakan.
Kurang dari 10 persen daerah yang dilindungi secara global akan mempertahankan kondisi iklim saat ini di dalam perbatasan mereka satu abad dari sekarang, studi tersebut memperingatkan.
Berdasarkan skenario A1B, perkiraan terbaik panel ilmuwan cuaca peraih Nobel PBB meramalkan kenaikan temperatur abad ini sebanyak 2,8 derajat celsius, dalam rentang 1,7-4,4 derajat celsius.
Satu kelompok pemimpin dunia, dalam pertemuan puncak cuaca Kopenhagen, Jumat lalu, menetapkan sasaran pemanasan terbatas sebanyak dua derajat celsius, tapi tidak secara jelas mengatakan apakah sasaran tersebut adalah sejak masa indsutri atau melewati jalur abad ini.
Telah terjadi pemanasan sebanyak 0,7 derajat celsius, sejak awal Revolusi Industri pertengahan abad 18, ketika pembakaran batu-bara, minyak dan gas memulai fenomena gas rumah kaca.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009