Pati (ANTARA News) - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2009, jumlah pengangguran terbuka di tanah air mencapai 8,96 juta orang atau sekitar 7,87 persen dari jumlah angkatan kerja sebanyak 113,83 juta orang.
"Namun, angka pengangguran sebesar 7,87 persen ini lebih rendah jika dibandingkan dengan angka pengangguran pada Agustus 2008 mencapai 8,39 persen," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar, ketika menghadiri acara peresmian SMK Salafiyah di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jumat.
Menurut dia, salah satu faktor penyebab terjadinya kemiskinan karena banyaknya jumah usai produktif yang menganggur atau tidak bekerja.
Penyebab pengangguran, kata dia, meliputi banyak faktor. Di antaranya, tidak ada keseimbangan antara permintaan dan penawaran. "Saat ini, jumlah penawaran atau pencari kerja jauh lebih besar dari pada jumlah permintaan atau kesempatan kerja yang tersedia," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, tidak adanya kesesuaian antara persyaratan kerja dengan kualifikasi kompetensi yang dimiliki calon tenaga kerja. "Berdasarkan fakta yang ada, penyelenggaraan ,job fair, hanya terisi antara 20-30 persen," ujarnya.
"Pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat krisis keuangan global dan rasionalisasi perusahaan, serta tidak berfungsinya informasi para kerja juga menjadi faktor penyebab munculnya pengangguran," ujarnya.
Persoalan kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja industri, katanya, menjadi penyebab kesempatan kerja yang tersedia tidak terserap dengan maksimal.
"Kesenjangan ini disebabkan karena perubahan struktur dan persyaratan di pasar kerja relatif lebih cepat dibandingkan dengan kesiapan lembaga pendidikan dan pelatihan dalam mengantisipasi perubahan tersebut," ujarnya.
Untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan tersebut, katanya, perlu diciptakan lapangan kerja baru, membuka akses ekonomi, dan memberdayakan ekonomi masyarakat miskin dan produktif.
"Kualitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) juga perlu ditingkatkan. Demikian pula pencari kerja juga perlu difasilitasi agar mempunyai akses dan kesempatan untuk mempresentasikan potensinya melalui pendidikan formal maupun pelatihan kerja berbasis kompetensi," ujarnya. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Sedangkan generasi muda butuh pekerjaan.
Dengan kata lain yang tua nggak mau lengser, dengan segala cara mau kerja lagi.
Yang tua nggak mau lengser, jadi yang muda tidak ada kesempatan.
Kasihan generasi muda kita.
Ayo Menaker buat undang2 agar Bapak2 yg usia pensiun jangan kerja lagi.
Yg muda banyak lho yg Sarjana pinter2.
Ayo menaker mumpung anda jadi Menteri.
Wah ketimpangan dah sangat besar, banyak yang bilang pendatang tak bertanah saat ini lebih dominan dan membuat jurang pemisah semakin dalam dengan perilaku saranya. Tetap berkarya dan berpikir positif.