Pekanbaru (ANTARA News) - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mulai dekati pelatih klub PSPS Pekanbaru, Abdurrahman Gurning untuk menangani tim nasional (timnas) senior Indonesia.

Gurning mengaku dirinya telah dihubungi oleh salah seorang pengurus teras PSSI setelah namanya disebut-sebut menjadi salah satu kandidat pelatih timnas senior Indonesia menggantikan posisi yang bakal ditinggalkanBenny Dollo.

"Memang kemarin saya ada dihubungi oleh pengurus teras PSSI dan menanyakan kesiapan saya seandainya ditunjuk sebagai pelatih timnas," ujarnya kepada ANTARA di Pekanbaru, Jumat.

Namun mantan pemain yang sempat berkarir bagi timnas Indonesia pada ajang Asian Games di Seoul, Korea Selatan tahun 1988 itu, enggan menyebutkan nama pengurus PSSI yang menghubunginya.

"Tidak usahlah disebutkan namanya, yang jelas saya bilang sanggup. Akan tetapi harus harus ada persetujuan dari manajemen PSPS atau klub yang saya latih saat ini," jelasnya.

Pelatih kelahiran Kota Kisaran, Sumatera Utara, 15 Januari 1958 itu, memang berharap suatu saat nanti bisa menangani timnas senior Indonesia sebagaimana dirinya pernah memperkuat timnas pada dekade akhir 1980-an.

Gurning sendiri merupakan pelatih lulusan terbaik lisensi A AFC dan sedikitnya telah dua kali meloloskan dua klub yang berbeda di Pulau Jawa dan Sumatera menjadi tim promosi diliga sepakbola paling bergengsi tanah air.

Kedua klub itu masing-masing PSPS Pekanbaru yang menjadi runner up Divisi Utama Liga Indonesia 2008/2009 dan Persitara Jakarta Utara yang merupakan klub promosi pada Liga Djarum Indonesia 2006/2007.

"Saya kira mengarsiteki timnas merupakan impian setiap pelatih karena membela atas nama bangsa sendiri," katanya.

Nama Gurning digadang-gadangkan, bersama dua pelatih klub peserta Liga Super Indonesia 2009/2010 yakni Pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan dan Pelatih Persipura, Jackson F Tiago serta mantan pelatih timnas Ivan Venkov Kolev.

Sebagai pelatih Gurning merintis karirnya dengan membawa tim sepak bola Sumatera Utara dua kali meraih medali perunggu pada Pekan Olahraga Nasional (PON) yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur dan Palembang, Sumatera Selatan.

Menurut mantan pemain Medan Jaya dan PSMS Medan era tahun 1980-an itu permainan timnas saat ini harus dikembalikan kepada karakter bermain pada era kejayaan timnas pada masa lampau yakni memainkan bola secara cepat.

"Timnas kita jangan ikut-ikutan cara bermain bola dengan gaya Eropa atau Brasil karena kita telah memiliki karakter permainan bola sejak dulu yakni permainan cepat dari kaki ke kaki," ujarnya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009