Sidoarjo (ANTARA News) - Pengaliran luapan lumpur ke Kali Porong masih tersendat menyusul belum datangnya sebelas pompa pesanan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS).
Humas BPLS, Achmad Zulkarnaen, Kamis mengatakan, rencananya pompa-pompa tersebut baru datang dan siap untuk dioperasikan pada pertengahan Februari tahun depan.
"Sementara ini, yang dilakukan hanya penguatan tanggul di kawasan utara dan pengaliran lumpur semampunya," katanya.
Ia mengatakan, penguatan tanggul di utara pusat semburan terus dilakukan karena saat ini lumpur cenderung mengalir ke sana.
Selain itu, tingkat penurunan tanah masih tinggi sehingga upaya pengaliran lumpur ke Kali Porong tidak bisa maksimal karena keterbatasan pompa.
"Saat ini hanya ada empat pompa yang digunakan untuk mengalirkan lumpur ke Kali Porong masing-masing tiga pompa booster dan satu pompa dredger," katanya.
Pria yang akrab dipanggil Izul ini mengatakan, jenis pompa yang dipesan yakni empat pompa air, empat pompa dredger, dan tiga pompa booster.
"Masaing masing pompa tersebut memiliki Kemampuan sedot sekitar 0,6 meter kubik per detik," katanya.
Selanjutnya, kata dia, pompa-pompa tersebut akan ditempatkan di titik 25 dan 42, berdekatan dengan pusat semburan, atau sama dengan empat pompa yang sudah terpasang di kawasan tersebut.
Ia berharap, dengan beroperasinya pompa-pompa tersebut bisa memaksimalkan pengaliran lumpur ke Kali Porong yang selama ini sempat tersendat.
Selain masalah pompa, kata dia, BPLS dihadapkan pada masalah alam, yakni penurunan tanah di sebelah utara pusat semburan.
"Kami hanya memperbaiki dan mempertahankan tanggul pada posisi semula," katanya.
Tanggul itu adalah batas terakhir antara peta terdampak dengan rumah warga.
"Artinya, jika tanggul jebol, lumpur mengalir ke rumah warga. Hal tersebut bisa memunculkan peta terdampak baru. Maka, semaksimalnya kami pertahankan," katanya.
Untuk penanganan dan perbaikan tanggul, BPLS masih membutuhkan pasokan pasir batu (sirtu). Hampir setiap hari sekitar seratus dump truck memasok sirtu ke lokasi tersebut.
"Titik rawan yang kami kebut terdapat dia kawasan Glagaharum," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009