Jakarta (ANTARA News) - Ketua Panitia Angket Kasus Bank Century DPR, Idrus Marham, menegaskan bahwa Pantia Angket Kasus Bank Century berbeda dengan panitia-panitia angket sebelumnya.

"Perbedaannya bisa dicermati masyarakat seperti melakukan rapat secara terbuka dan bahkan disiarkan langsung oleh stasiun televisi," kata Idrus Marham di Jakarta, Kamis.

Hal itu dikatakan Idrus untuk menjawab keraguan masyarakat yang mempertanyakan kinerja dan komitmen anggota Panitia Angket.

Dikatakan Idrus, rapat terbuka yang disiarkan langsung oleh televisi bisa disaksikan oleh masyarakat dari seluruh daerah di Indonesia, apa saja yang terjadi di ruang rapat serta siapa berbicara apa.

"Masyarakat bisa melihat langsung siapa anggota panitia angket yang tanggap terhadap aspirasi rakyat dan siapa yang kurang tanggap,"kata Idrus.

Menurut Idrus pada rapat angket sebelumnya setiap rapat konsultasi dilakukan secara tertutup sehingga masyarakat mengetahui hasilnya hanya dari pemberitaan media massa.

Perbedaan lainnya, kata dia, Panitia Angket Kasus Bank Century juga memberikan kesempatan kepada elemen masyarakat untuk menyampaikan langsung aspirasinya.

"Hal ini tidak ada pada panitia angket sebelumnya.

Sekjen Partai Golkar ini mengakui kasus Bank Century adalah persoalan yang sangat sensitif dan menjadi perhatian masyarakat.

Menurut dia, masyarakat memberikan harapan besar kepada Panitia Angket untuk mengungkap kasus Bank Century menjadi terang-benderang.

"Saya menyadari menyadari suasana batin masyarakat yang menaruh harapan besar kepada Panitia Angket. Karena itu saya berusaha bekerja sebaik mungkin untuk mengungkap persoalan ini tanpa menimbulkan persoalan baru," katanya.

Sebelumnya aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI) mengatakan, jika Panitia Angket Kasus Bank Century membuat keputusan yang membela rakyat maka akan menjadi kawan dan BEMSI siap mengawalnya.

Sebaliknya, bila Panitia Angket membuat keputusan yang mengkhianati rakyat maka akan menjadi lawan dan BEMSI siap melawannya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009