Jakarta (ANTARA News) - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono baru mendapat laporan soal "bailout" kepada Bank Century setelah ada keputusan.

"Ketika KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) memutuskan memberi "bailout" ke Bank Century , Presiden sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat," kata Marzuki Alie kepada pers di Jakarta, Rabu.

Dikatakan Marzuki, dengan kronologis tersebut maka logikanya Presiden Yudhoyono baru tahu kalau KSSK sudah memutuskan memberikan bantuan modal ke Bank Century yang mencapai Rp6,7 triliun.

Rapat KSSK yang memutuskan memberikan "bailout" kepada Bank Century yang dinyatakan sebagai bank gagal dan berdampak sistemik dihadiri hanya tiga orang yakni Gubernur Bank Indonesia Boediono, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Raden Pardede, pada 20 November malam hingga 21 November pagi 2008.

Pada rapat KSSK sebelumnya dihadiri sejumlah pihak diantaranya Ketua Unit Kerja Presiden bagi Pengelolaan Program Kebijakan dan Reformasi (UKP3KR) Marsilam Simanjuntak.

Menurut Marzuki, kehadiran pejabat di lingkungan lembaga Kepresidenan itu bukan utusan Presiden tapi sebagai nara sumber yang dminta masukannya pada rapat KSSK.

"Sebelum membuat keputusan memberikan "bailout" ke Bank Century KSSK mencari masukan dari sejumlah pihak," kata Marzuki.

Menurut Marzuki, bahkan Presiden Yudhoyono memberikan pesan agar kasus Bank Century dibuka melalui Panitia Angket di DPR agar menjadi terang-benderang.

Karena itu, Fraksi Partai Demokrat DPR mendukung Panitia Angket Kasus Bank Century untuk mengungkap dugaan pelanggaran para pemberian "bailout" ke Bank Century.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009