"Memang ada tekanan menjelang libur panjang akhir tahun ini, tapi saya yakin masih di bawah tiga persen," katanya.
Bahkan Budi Rochadi memperkirakan total tingkat inflasi 2009 berada pada kisaran 2,8 persen.
Ketika ditanya sektor yang menekan inflasi di bulan akhir 2009 ini, Deputi Gubernur BI belum bisa merinci ke detil.
"Saya tidak hapal apa saja faktor pendorongnya (inflasi)," katanya di sela melakukan perhitungan "koin Prita" di Kantor Pusat BI.
Pada November 2009, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan November 2009 bahwa inflasi tahun kalender (Januari-November) sebesar 2,45 persen dan secara tahunan (YoY) baru 2,41 persen.
Dengan target BI sebesar 2,8 persen berarti inflasi Desember ini diperkirakan sekitar 0,35 persen.
Pada pemberitaan ANTARA sebelumnya Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan bahwa rendahnya inflasi 2009 ini dipengaruhi oleh melambatnya perekonomian akibat dampak krisis ekonomi global.
"Tahun ini inflasi di bawah empat persen. Tidak pada pola normal karena perekonomian melambat.
Menurut Darmin, pola normal inflasi Indonesia berada pada kisaran lima hingga enam persen karena pengaruh krisis ekonomi global tersebut.
Grafik tingkat inflasi selama tahun ini cenderung menurun. Hal ini terlihat pada periode Januari 2009 inflasi YoY masih sebesar 9,17 persen dan terus mengalami deflasi hingga Juli 2009 dimana inflasi hanya sebesar 2,71 persen.
Periode Agustus 2009 mulai ada tekanan sehingga inflasi meningkat sebesar 2,75 persen hingga September 2009 inflasi YoY sebesar 2,83 persen.
Namun untuk periode Oktober dan November 2009 kembali turun, dimana masing-masing sebesar 2,57 persen dan 2,41 persen.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009