Kuala Lumpur (ANTARA) - Departemen Statistik Malaysia mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal kedua tahun 2020 (Q2 2020) menyusut 17,1 persen dari pertumbuhan marjinal 0,7 persen di kuartal pertama tahun 2020.
Berdasarkan siaran pers Kepala Departemen Statistik Malaysia, Dato' Sri Dr. Mohd Uzir, Jumat, kinerja kuartal ini merupakan yang terendah yang tercatat sejak kuartal keempat 1998 (-11,2 persen).
Dari sisi produksi, semua sektor mencatat pertumbuhan negatif kecuali untuk sektor pertanian.
Pertumbuhan sektor Layanan (services) dan sektor manufaktur tercatat masing-masing negatif 16,2 persen dan 18,3 persen.
Sektor konstruksi anjlok 44,5 persen sementara pertambangan dan galian menurun 20,0 persen.
Di sisi permintaan, semua komponen permintaan akhir menurun kecuali pengeluaran konsumsi akhir pemerintah yang tercatat pertumbuhan positif 2,3 persen.
Pengeluaran konsumsi akhir swasta menurun 18,5 persen, pembentukan modal tetap bruto menyusut 28,9 persen, ekspor turun 21,7 persen sementara impor turun 19,7 persen.
Menurut Uzir, kompilasi PDB untuk kuartal kedua tahun 2020 telah diimprovisasi lebih lanjut dengan perkiraan tambahan PDB bulanan dalam mengukur kinerja ekonomi saat ini.
Inisiatif statistik baru ini akan memberikan statistik yang lebih informatif bagi pengguna.
Berdasarkan perkiraan PDB bulanan, penurunan tajam dalam perekonomian diamati pada April 2020 dimana PDB mengalami kontraksi 28,6 persen, sedangkan kinerja Mei meningkat menjadi negatif 19,5 persen dan terus meningkat lebih lanjut di bulan Juni dengan mencatat kontraksi kecil negatif 3,2 persen.
Kontraksi yang lebih lambat di bulan Juni diamati di semua sektor terutama di sektor manufaktur dan pertanian yang membukukan pertumbuhan positif 4,5 per sen dan 11,0 persen masing-masing, sementara sektor lainnya membukukan kontraksi lebih lambat (konstruksi: -12,7 persen, pertambangan dan galian: -16,4 persen dan Jasa: -6,0 persen).
Pada Juni 2020, kinerja ekspor Malaysia menandakan pemulihan dari dampak pandemi COVID-19 dengan mencatatkan pertumbuhan positif 8,8 persen menjadi RM82,9 miliar surplus perdagangan yang dihasilkan mencapai RM20,9 miliar, nilai terbesar yang pernah tercatat.
Sementara pada Mei 2020, perdagangan Malaysia mengalami kontraksi 27,8 persen year-on-year.
Baca juga: Saham Malaysia berbalik turun, indeks KLCI tergerus 0,75 persen
Baca juga: Saham Malaysia "rebound" hentikan kerugian empat hari berturut-turut
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020