Denpasar (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bakal sering munculnya puting beliung di Pulau Bali sebagai dampak dari badai tropis di wilayah selatan.
"Badai tropis terjadi di bagian selatan Indonesia terutama Samudra Hindia. Kita hanya terkena dampak dari siklon tropis ini, sehingga puting beliung akan sering terjadi di Bali," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Denpasar Endro Tjahjono pada keteranganya di Denpasar, Rabu.
Masyarakat harus waspada sebab pusaran angin yang cepat dan besar akan mengakibatkan atap rumah beterbangan dan pohon bertumbangan.
"Kondisi ini tentunya sangat rawan, terutama di jalur-jalur padat lalu lintas, karena pohon yang tumbang dapat saja menimbulkan korban jiwa di jalur padat lalu lintas," ujarnya.
Puting beliung ini muncul karena faktor lain seperti perbedaan tekanan udara di wilayah tertentu, daerah belokan angin, daerah pertemuan angin atau daerah palung bertekanan rendah.
"Tetapi yang terpenting tergantung ada atau tidaknya awan pemicu puting beliung yaitu awan comolonimbus," katanya.
Dia mengungkapkan, fenomena puting beliung lebih cendrung terjadi pada wilayah yang terbuka atau lapang, yaitu wilayah dengan tutupan pohon yang rendah atau wilayah yang hanya ditumbuhi perdu.
Selain itu puting beliung lebih cenderung terjadi di perkotaan, sebab suhu di wilayah itu lebih panas dari wilayah lainnya.
Siklun tropis bukan hanya menyebabkan angin puting beliung, tetapi juga cuaca ekstrem di Bali, seperti hujan lebat yang melebihi intensitas normal yaitu 20 mili perjam.
"Puncak hujan di Bali diprediksikan akan terjadi antara Januari atau Februari," katanya.
BMKG mengingatkan masyarakat Bali untuk mewaspadai kemungkinan angin kencang di atas rata-rata 45 km/jam, disertai gelombang pasang setinggi 3-5 meter. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009