Semarang (ANTARA News) - Sebanyak 11 orang perempuan jurnalis dari berbagai media yang tergabung dalam Koalisi Jurnalis Perempuan (KJP) Jawa Tengah meluncurkan buku berjudul "Karena Aku Perempuan".
"Buku ini merupakan bentuk apresiasi terhadap para perempuan," kata Ketua KJP Jateng, Endang Istanti usai peluncuran buku karya 11 perempuan jurnalis tersebut di Rumah Seni Yaitu Semarang, Selasa.
Ia menyebutkan, kesebelas perempuan jurnalis tersebut, di antaranya Modesta Fiska dan Fani Ayu Dhea dari Harian Suara Merdeka, Eny Sulistyowati dari Harian Radar Semarang, Shinta Ardani dari Kantor Berita Radio (KBR) 68 H, serta Parma Andika dari radio Elshinta.
Menurut wanita yang akrab disapa Een itu, banyak kisah yang diangkat dalam buku tersebut merupakan gambaran atau fokus permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat saat ini.
Ia menyebutkan, permasalahan-permasalahan perempuan yang diangkat oleh 11 jurnalis tersebut beragam, antara lain ketegaran hati seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang mendapat perlakukan kasar dari majikan, tradisi pernikahan dini untuk menepis anggapan "perawan tua" di masyarakat.
Kemudian, kata dia, kegetiran hati seorang istri yang menjadi korban tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan keputusan perempuan untuk menempuh aborsi saat kekasihnya tidak mau bertanggung jawab, hal itu merupakan realitas yang banyak dihadapi kaum perempuan.
Ia mengatakan, segala permasalahan dan kesulitan pasti ada jalan keluarnya, dan buku tersebut diharapkan juga menjadi perhatian para pemangku kebijakan dan aktivis yang peduli terhadap nasib kaum perempuan.
"Buku ini diharapkan dapat memberi semangat bagi para pembaca, terutama perempuan untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapinya," kata perempuan jurnalis dari Metro TV tersebut.
Sementara itu, Direktur Legal Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Semarang, Evarisan menilai, kisah-kisah yang diangkat oleh para perempuan jurnalis dalam buku tersebut memang menunjukkan realitas yang dihadapi kaum perempuan.
"Para penulis juga mempunyai keunggulan, karena profesi jurnalis memungkinkan mereka untuk mengakses informasi di mana pun, sehingga informasi yang didapatkan semakin banyak dan komprehensif," katanya.
Ia mengatakan, buku tersebut dapat memberikan pencerahan terhadap kondisi yang menjadi kendala kaum perempuan, yakni miskinnya literatur yang membahas tentang permasalahan perempuan.
"Buku ini dapat semakin memperkaya literatur terkait permasalahan yang dihadapi kaum perempuan, ditambah dengan tulisan yang berasal dari pengalaman berbagai tokoh dapat membantu pembaca mengambil hikmah," kata Evarisan.(*)
Oleh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009