Ekonomi negara-negara maju bahkan minus belasan persen, sampai minus 17 persen
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengibaratkan kondisi saat ini seperti komputer yang mati sesaat sehingga keadaan menjadi macet atau hang tetapi harus menjadi peluang untuk merestart ulang.
Presiden Joko Widodo saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI Tahun 2020, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat, mengatakan krisis perekonomian dunia saat ini terjadi paling parah dalam sejarah.
“Di kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi negara kita masih plus 2,97 persen, tapi di kuartal kedua kita minus 5,32 persen. Ekonomi negara-negara maju bahkan minus belasan persen, sampai minus 17 persen,” katanya.
Kepala Negara mengibaratkan keadaan saat ini sebagai komputer dimana perekonomian semua negara saat ini sedang macet atau sedang hang.
“Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, harus melakukan re-start, harus melakukan re-booting. Semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya,” katanya.
Ia juga mengatakan kemunduran banyak negara besar saat ini yang diakibatkan pandemi COVID-19 bisa menjadi peluang dan momentum bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan.
Kepala Negara menyatakan menyambut hangat seruan moral penuh kearifan dari para ulama, para pemuka agama, dan tokoh-tokoh budaya agar menjadikan momentum musibah pandemi ini sebagai sebuah kebangkitan baru untuk melakukan sebuah lompatan besar.
Menurut dia, inilah saatnya semua pihak membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar.
“Strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan,” katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi: semua rencana harus berubah total akibat pandemi
Baca juga: Puan Maharani kenakan kebaya jingga dalam sidang tahunan MPR
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020