Jakarta (ANTARA) - Dua pesawat maskapai penerbangan di China mendarat darurat selama penerbangan, namun regulator setempat menganggapnya sebagai hal yang sesuai dengan prosedur.

Pesawat jenis Airbus A330-343 yang dioperasikan Shenzhen Airilines mengalami kondisi hilangnya tekanan udara dalam kabin (lost cabin pressure) pada ketinggian 9.200 meter selama penerbangan menuju Xi'an, Provinsi Shaanxi, Minggu (9/11), sebagaimana pernyataan Badan Penerbangan Sipil China (CAAC), Kamis (13/8).

Pilot mengikuti prosedur dengan menurunkan ketinggian sebelum kembali ke bandara asal di Shenzhen, Provinsi Guangdong.

Baca juga: Pesawat di AS mendarat darurat gara-gara powerbank terbakar
Baca juga: Rusia ogah kandangkan pesawat Sukhoi pascainsiden pendaratan darurat

Tidak ada satu pun yang terluka dan para awak telah melakukan tindakan yang benar selama proses tersebut sebagaimana pernyataan Deputi Direktur Keamanan Penerbangan CAAC Wu Shijie dikutip media resmi setempat.

Lost cabin pressure yang dialami pesawat komersial yang dioperasikan BUMD Kota Shenzhen itu akibat terlepasnya segel pintu kargo seperti temuan CAAC.

Pada hari yang sama insiden udara juga terjadi pada pesawat Airbus A330-243 yang dioperasikan oleh China Eastern Airlines.

Pesawat tersebut mengalami kerusakan pada perangkat layar penunjuk saat dalam penerbangan dari Chengdu, Provinsi Sichuan, menuju Beijing.

Oleh karena hujan yang sangat deras di Beijing, maka pilot memutuskan pendaratan di Xi'an, demikian Wu.

Menurut dia, perangkat yang rusak itu tidak dapat mendeteksi status salah satu mesinnya.

Setelah dilakukan perbaikan, perangkat tersebut akhirnya berfungsi kembali.

Dia mengatakan bahwa dua kegagalan mekanis seperti itu sangat mungkin terjadi, namun kedua pilot mampu menangani keadaan darurat dengan benar untuk memastikan keselamatan penerbangan karena mereka menerima pelatihan setiap tahun yang mencakup keadaan darurat tersebut.

Baca juga: Pesawat Iran mendarat darurat di bandara Teheran
Baca juga: Airbus Hawaiian Airlines lakukan pendaratan darurat

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020