kejadian kebakaran 157 kali dengan luasan kejadian mencapai 221,18 hektarePalangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melaporkan luasan area kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu mencapai 221,18 hektare.
"Sudah ada 1.117 titik panas atau hotspot, kejadian kebakaran 157 kali dengan luasan kejadian mencapai 221,18 hektare," kata Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kalteng, Darliansjah di Palangka Raya, Kamis.
Saat ini ada sebanyak satu helikopter patroli dan enam helikopter pembom air yang siap dan sedia di Kalteng untuk menangani karhutla khususnya di area yang sulit dijangkau melalui darat.
Baca juga: Jumlah titik panas di Sumsel naik tiga kali lipat
Rencananya pemerintah pusat akan kembali menambah sebanyak dua unit helikopter pembom air di Kalteng dalam waktu dekat. Jika hal itu sudah dipenuhi maka pihaknya berencana mereposisi helikopter tersebut.
"Yakni satu helikopter patroli dan empat helikopter pembom air di Bandara Tjilik Riwut, dua helikopter pembom air di zona Kotawaringin Barat dan dua helikopter pembom air di zona Kotawaringin Timur," ungkapnya.
Lebih lanjut Darli menjelaskan hingga saat ini masing-masing kabupaten sudah mengaktivasi pos lapangan di wilayah-wilayah yang sering terjadi maupun rawan karhutla.
Baca juga: Kepala BNPB apresiasi Gakkum LHK jerat korporasi penyebab karhutla
Adapun saat ini kabupaten dan kota yang sudah menetapkan status siaga darurat karhutla, di antaranya Barito Utara, Kotawaringin Timur, Sukamara, Katingan, Palangka Raya dan Kotawaringin Barat.
Kemudian sejumlah rencana aksi yang terus pihaknya lakukan, seperti rutin memperbarui laporan dan memastikan titik yang terdeteksi tidak ada yang menjadi kebakaran.
Satgas kabupaten dan kota meningkatkan upaya patroli dan sosialisasi pada daerah-daerah dengan tingkat kemudahan terbakar yaitu mudah dan sangat mudah terbakar.
Baca juga: Kepala BNPB optimistis luasan karhutla turun di 2020
Tim patroli dan sosialisasi tetap dilakukan sesuai rencana jadwal dan mengutamakan wilayah yang terindikasi berpotensi kebakaran, hingga petugas patroli tetap melaporkan daerah-daerah yang ditemukan rawan pembakaran untuk mendukung pemetaan kawasan rawan karhutla.
"Tim patroli terus memperbarui kondisi peralatan dan kebutuhannya sebagai pendukung kegiatan, juga peralatan pemadaman dalam mendukung kelangsungan pelaksanaan operasi di lapangan," ungkapnya.
Baca juga: Sumatera Selatan mulai melakukan hujan buatan antisipasi karhutla
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020