Singapura (ANTARA News) - Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia, Selasa menyusul berita bahwa negara-negara produsen minyak mentah anggota Organisasi Negara-negara pengekspor Minyak (OPEC) itu menetapkan bahwa kuota produksi tidak mengalami perubahan.

Bagaimanapun, harga di mana didukung oleh antisipasi permintaan dari Eropa dan juga bagian timur laut Amerika Serikat serta ketegangan politik seputar persengketaan perbatasan antara Iran, produsen minyak utama dengan Irak, kata para pedagang seperti dikutip AFP.

Kontrak utama New York, untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Februari, naik lima sen menjadi 73,77 dolar per barel.

Sementara minyak mentah Brent North sea juga pengiriman Februari mencatat penurunan 9 sen menjadi 72,90 dolar per barel.

"Cuaca dan geo-politik sangat mendukung minyak meskipun menghadapi pasokan berlimpah dan banjir kapasitas produksi," kata Phil Flynn dari PFGBest.

OPEC mengatakan bahwa organisasi minyak dunia itu tidak akan merubah kuota produksi pada pembicaraan kunci yang diadakan di Luanda Selasa, karena harga yang terjadi saat ini berada pada tingkat yang memuaskan.

"Harga sangat bagus," kata Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi, anggota OPEC dengan produksi terbanyak.

Anggota lain mengatakan mereka akan berusaha untuk mengurangi tingkat stok minyak mentah yang tinggi di pembicaraan pertama mereka diselenggarakan oleh kekuatan minyak baru Angola, dan mengecilkan prospek sebuah lonjakan dari pemulihan ladang minyak Irak.

"Tidak ada perubahan," Naimi kepada wartawan di Luanda, merujuk pada kuota darurat yang dibawa satu tahun lalu untuk menstabilkan harga minyak.

Sementara Sekjen OPEC Abdullah El-Badri mengatakan bahwa seluruh anggota kartel itu yang berjumlah 12 negara harus mengatasi berbagai pengaruh dari cadangan minyak mentah yang tinggi, di mana para ahli menyebutkan dapat memperlemah pasar ketika permintaan menurun pada musim semi.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009