Pada masa-masa sulit ini, kami menunjukkan bahwa kerja sama, bukan isolasi, adalah langkah untuk maju ke depan dalam menghadapi tantangan darurat pada saat ini, termasuk perubahan iklim dan pandemi virus corona
Jakarta (ANTARA) - Uni Eropa (EU) meluncurkan tiga program kerja sama pembangunan dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang mendukung urbanisasi berkelanjutan, pengelolaan hutan dan akuntabilitas institusi audit.
“Dengan berbahagia saya mengumumkan dimulainya tiga program kerja sama EU dan ASEAN. Program-program ini akan menguntungkan para penduduk negara-negara ASEAN dengan mendukung kota hijau dan pintar, pengelolaan sumber daya berkelanjutan di perhutanan, dan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan-pemerintahan,” kata Duta Besar EU untuk ASEAN, Igor Driesmans, saat memberikan sambutan pada gelaran 3rdASEAN-EU Cooperation and Scholarships Day secara virtual, Kamis.
Menurut dia, ketiga program kerja sama tersebut akan fokus pada beberapa hal, yang pertama yakni mendukung urbanisasi berkelanjutan dengan fokus pada solusi cerdas melalui digitalisasi dan penggunaan teknologi. Program yang disebut sebagai Smart Green ASEAN Cities ini akan mendapatkan pendanaan sebesar 5 juta euro, atau sekitar 87 miliar rupiah.
Baca juga: Riset vaksin COVID-19 jadi fokus utama program kerja sama EU dan ASEAN
Baca juga: Lewat siaran virtual, Misi EU untuk ASEAN luncurkan "Blue Book 2020"
Program kedua yakni mendukung pengelolaan hutan dan perizinan serta perdagangan kayu berkelanjutan di seluruh kawasan (FLEGT), dengan pendanaan sebesar 5 juta euro.
Adapun program ketiga yakni untuk memperkuat kapasitas regional dan meningkatkan kesadaran serta implementasi standar internasional terhadap Institusi Audit Tinggi (ASEANSAI) dengan pendanaan sebesar 3 juta euro atau sekitar 52 miliar rupiah.
Driesmans menyebut bahwa peluncuran ketiga program tersebut memperlihatkan komitmen kuat EU dan ASEAN untuk mempererat kemitraan dan kerja sama, bahkan di tengah pusaran pandemi COVID-19 dan ketidakpastian ekonomi global yang diakibatkan wabah itu.
“Pada masa-masa sulit ini, kami menunjukkan bahwa kerja sama, bukan isolasi, adalah langkah untuk maju ke depan dalam menghadapi tantangan darurat pada saat ini, termasuk perubahan iklim dan pandemi virus corona,” ujarnya.
Lebih lanjut, guna merespons pandemi global itu, EU telah memobilisasi paket “Tim Eropa” sebesar 800 juta euro (Rp 14 triliun) untuk membantu ASEAN dan negara-negara anggota dalam menghadapi krisis kesehatan dan memperkuat sistem air, sanitasi dan kesehatan, serta memitigasi dampak ekonomi sosial.
Pertemuan Menteri Luar Negeri EU-ASEAN virtual pertama digelar pada 20 Maret lalu untuk mendiskusikan mitigasi dampak ekonomi sosial di kedua kawasan, menjaga rantai pasokan agar tetap terbuka dan memajukan riset ilmiah.
Baca juga: Uni Eropa sumbang Rp13,5 triliun untuk ASEAN tangani wabah COVID-19
Baca juga: Dubes EU: jaga rantai pasokan untuk bangkitkan ekonomi pascawabah
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020