Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Departemen Keuangan (Depkeu) Anggito Abimanyu mengungkapkan bahwa realisasi penerimaan dalam APBN 2009 kemungkinan tidak mencapai target.
"Kita perkirakan realisasi penerimaan mencapai 95 persen, tapi secara overall bagus, kebijakan fiskal akan ditutup dengan hasil yang cukup baik," kata Anggito di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pencapaian hingga 95 persen dalam kondisi terkena dampak krisis pada 2009, sudah cukup bagus. "Saya kira sudah cukup bagus dalam situasi krisis seperti ini, APBN kita bisa selamat," katanya.
Menurut dia, tidak tercapainya target itu bukan merupakan masalah karena berbagai belanja juga menunjukkan penghematan seperti pembayaran bunga utang dan subsidi.
Ia menyebutkan, tidak tercapainya target penerimaan itu antara lain karena target penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya.
"Kemudian ada beberapa perusahaan khususnya perusahaan pertambangan yang pajaknya belum bisa kita tarik dengan tarif maksimal," katanya.
Menurut Anggito, defisit APBN 2009 diperkirakan tidak akan meleset jauh dari target 2,4 persen dari PDB. "Kurang lebih akan mencapai 2,3 persen. Saya kira kurang lebih sebesar itu," katanya.
Sementara mengenai sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) tahun 2009, Anggito mengatakan, jumlahnya tidak akan sebesar 2008. "Tahun lalu lebih besar karena ada penerimaan ekstra dari windfall sementara belanja masih seret, kalau sekarang harga komoditas normal-normal saja," katanya.
Sementara itu mengenai apa saja yang harus diwaspadai pada 2010, Anggito mengatakan, harga minyak perlu diwaspadai karena jika naik dapat menyeret harga komoditas lain.
"Harga minyak akan mempengaruhi lainnya seperti harga CPO, komoditas pertambangan lainnya, dan harga listrik karena masih ada yang menggunakan BBM," kata Anggito. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009