"Bank Mandiri, Bank BNI akan menyusul (menerbitkan obligasi) Pertamina," kata Menneg BUMN Mustafa Abubakar di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Menurut Mustafa, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham perusahaan milik negara mendorong penerbitan obligasi.
"Saya kira bagus jika Pertamina menerbitkan obligasi, karena dana hasil emisi bisa digunakan untuk penguatan modal perusahaan," katanya.
Pada tahun 2010, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Pertamina menganggarkan investasi sekitar Rp40 triliun yang sebagian besar dialokasikan untuk ekspansi sektor hulu.
Atas rencana emisi yang ditargetkan pada semester I 2010 itu, Pertamina telah mengirimkan surat permintaan proposal atau "request for proposal" (RFP) kepada 15 perusahaan keuangan asing, seperti CIMB, Barclays Capital, Credit Suisse, JP Morgan, dan HSBC.
Menurut Mustafa, secara prinsip mereka sudah memberitahu akan menerbitkan obligasi internasional.
Khusus bank BUMN, ia melanjutkan, penerbitan obligasi juga untuk modal, sehingga rasio kecukupan modal (CAR) bisa dicapai.
"Jika modal sehat, kemampuan pembiayaan Bank BUMN bisa lebih baik, dengan CAR mencapai di atas Rp12 triliun," tegas Mustafa.
Namun katanya, tidak semua bank akan menempuh opsi menerbitkan obligasi. "BRI belum bersedia, sementara BTN menambah modal dengan melakukan pencatatan saham perdana (IPO)," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009