Karakas (ANTARA News) - Presiden Venezuela Hugo Chavez, Ahad, mengatakan pesawat mata-mata AS tanpa nama melanggar wilayah udara Venezuela dan memerintahkan militer untuk menembak jatuh bila pesawat semacam itu melanggar lagi di masa mendatang.
Dalam mingguannya di televisi dan radio, Chavez mengatakan pesawat mata-mata itu tinggal landas dari Kolumbia dan terbang di atas sebuah pangkalan mimilter Venezuela di negara bagian Zulia, Venezuela barat.
Namun, Chavez tidak menyebutkan kapan pelanggaran pesawat mata-mata AS itu terjadi.
"Militer AS mengirim pesawat mata-mata tanpa nama ke Venezuela itu untuk melakukan spionase," kata Presiden Chavez yang dikenal sangat kritis terhadap AS itu.
Sebelumnya, Chavez menolak kecaman Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton yang mengkritisi pembelian senjata oleh Venezuela dari Rusia.
"Menlu Hillary sepenuhnya keliru," kata Chavez merujuk pada keprihatinan Hillary terhadap perlombangan senjata di kawasan tersebut menyusul Venezuela mengumumkan bahwa Rusia akan membantu pinjaman dua miliar dolar untuk pembelian beberapa tank dan sistem persenjataan anti-pesawat terbang.
Chavez menegaskan bahwa Venezuela, yang telah menandatangani kontrak pembelian senjata senilai miliaran dolar dengan Rusia dalam beberapa tahun belakangan ini, dan itu salah satu anggaran pertahanan terkecil di kawasan tersebut.
Pemimpin Venezuela itu mengatakan, bahwa kesepakatan pembelian senjata terakhir adalah untuk 92 tank T-72 dan sistem pertahanan udara tidak-biasa untuk merespon rencana-rencana AS untuk menggunakan tujuh pangkalan di negara tetangganya, Kolombia.
Dalam satu taklimat pada Mei lalu, Chavez menyatakan bahwa sebuah pesawat patroli AS melanggar wilayah udara Venezuela, kendati AS mengatakan pesawat patroli itu telah melakukan kesalahan memasuki wilayah udara Venezuela karena mengalami "masalah navigasi."
Negara tetangga Venezuela, Kolumbia, telah menandatangani perjanjian dengan AS pada Oktober, yang mengizinkan AS untuk menggunakan tujuh pangkalan militer di Kolumbia, yang menimbulkan kecaman dari Venezuela.
Chavez mengatakan perjanjian tersebut bakal meratakan jalan bagi AS untuk menginvasi Venezuela.AS dan Kolumbia membantah tudingan Presiden Chavez tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009