Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 136 prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir Pulau Terluar VIII (Satgasmar Puter VIII), Senin, berangkat ke lokasi tugas.
Keberangkatan mereka dilepas Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir L.W. Supit mewakili Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) I Wayan Mendra dalam upacara resmi di lapangan Apel Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya.
Dalam amanat yang dibacakan Kepala Staf Pasmar-1, Danpasmar-1 mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan yang berbatasan dengan negara-negara tetangga serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah berpotensi mengalami permasalahan.
"Potensi masalah itu dalam segala bidang, di antaranya pertahanan, hukum, ekonomi, dan masalah yang menonjol akhir-akhir ini adalah sengketa batas wilayah, pencurian hasil alam, perompakan, dan penyelundupan," katanya.
Dari latar belakang itulah, katanya, TNI khususnya TNI AL dan Korps Marinir menggelar kekuatan untuk mengamankan pulau-pulau strategis terluar yang rawan konflik demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Lebih dari itu, penugasan kepada segenap prajurit Korps Marinir adalah suatu kepercayaan dari pimpinan, sekaligus kehormatan dan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada satuan, diri sendiri, dan Tuhan Yang Maha Esa," katanya.
Ia berpesan selama berada di tempat penugasan hendaknya mereka menjadi "mata" dan "telinga" bagi Korps Marinir yang berada di Garda depan wilayah NKRI.
"Tunjukkanlah kemampuan kalian untuk menambah keharuman TNI, TNI AL, Korps Marinir, Bangsa dan Negara di mata masyarakat," kata orang nomor satu di jajaran Pasmar-1 itu.
Ke-136 anggota Satuan Tugas Marinir Pulau Terluar VIII yang dipimpin Komandan Satgas Lettu Marinir Muhamad Akhyar Marpaung itu akan menempati pulau-pulau terluar di wilayah Indonesia Timur.
Pulau yang menjadi lokasi penugasan mereka adalah Pulau Fani, Pulau Brass di sebelah utara pulau Irian, dan Pulau Dana Rote yang berbatasan langsung dengan Australia.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009