Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, penembakan dua warga Jayapura, Papua, Sabtu (19/12), oleh sekelompok orang tak dikenal di gerbang utama perbatasan RI-Papua Nugini, merupakan tindakan kriminal murni.
Usai membuka rapat paripurna ke-30 TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) di Jakarta, Senin, Panglima TNI mengatakan, peristiwa itu tidak terkait kematian pimpinan Organisasi Papua Merdeka Kelik Kwalik di Timika.
"Tidak kaitan. Itu adalah kejadian kriminal murni dan sekarang sudah ditangani kepolisian," katanya.
Ia menegaskan, pengelolaan keamanan di wilayah Papua sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepolisian, karena status keamanan di wilayah itu adalah tertib sipil. "TNI hanya bersifat membantu. Itu pun kalau ada permintaan," kata Djoko menegaskan.
Pada Sabtu (19/12), dua warga Jayapura, ditembak oleh sekelompok orang tak dikenal di gerbang utama perbatasan Papua-Papua Nugini, tepatnya di Kampung Skouw, Distrik Muaratami, Kota Jayapura.
Salah seorang korban, Abdul Muksin (37), sopir mobil sewaan di Hotel Relat Jayapura, tewas. Korban lainnya, Fadli Sagaf, yang siang itu dijemput Muksin, hingga Sabtu malam masih dalam kondisi kritis akibat tertembak di bagian punggung.
Muksin hingga pukul 21.00 masih dititipkan di Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura dan belum diotopsi. Sementara Fadli dirawat intensif di Rumah Sakit Polri Bhayangkara Jayapura, setelah siang hingga sore dirawat di Rumah Sakit Vanimo Papua Niugini (PNG).
Menurut Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Inspektur Jenderal Bekto Suprapto, aparat keamanan yang posnya berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian segera membawa Muksin ke Puskesmas Koya Barat. Namun, jiwanya tak tertolong. Muksin meninggal dalam perjalanan.
"Fadli dibawa petugas ke Rumah Sakit Vanimo Papua Niugini untuk mendapatkan pertolongan. Sore harinya, dia dibawa ke Jayapura untuk dioperasi," kata Bekto.
Ia menambahkan, penyisiran yang dilakukan aparat keamanan ke arah hutan untuk mencari pelaku penembakan belum membuahkan hasil.
"Pelaku lari ke wilayah PNG. Kami terus bekerja sama dengan polisi di PNG untuk melakukan pengejaran, olah tempat kejadian perkara, dan investigasi," tutur Bekto.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009