Jakarta (ANTARA) - Wabah COVID-19 membuat pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpukul terutama perhotelan akibat turunnya kunjungan wisatawan.

PT Pengelolaan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menghadapi tantangan tidak ringan untuk memulihkan pariwisata. Apalagi kini mendapat tugas negara untuk mengelola dua kawasan wisata lagi sehingga menjadi empat kawasan yang menjadi tanggung jawabnya.

Kalau selama ini ITDC mengembangkan mengemban tugas negara untuk mengelola dua kawasan wisata, yakni Nusa Dua (Bali) dan Mandalika (Lombok/NTB) maka saat ini bertambah menjadi Likupang (Sulawesi Utara) dan Labuan Bajo (NTT).

Penambahan kawasan wisata Likupang dan Labuan Bajo tentunya membuat manajemen ITDC harus bekerja lebih giat.

Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer
optimistis pariwisata masih menjadi sektor utama untuk menggerakkan ekonomi nasional meskipun sejumlah daerah di Indonesia masih terkena dampak COVID-19.

ITDC akan mengoptimalkan pengembangan wisata yang telah berjalan, yakni Nusa Dua dan Mandalika maupun melalui lini bisnis Destination Management Organization (DMO).

Saat ini DMO tengah membantu mengembangkan KEK Singhasari (Jawa Timur), destinasi wisata Pulau Menjangan (Bali Utara) dan destinasi wisata The Bakauheni (Lampung).

Abdulbar mengatakan, ITDC berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan destinasi wisata baru di Indonesia agar dapat meningkatkan kontribusi sektor pariwisata kepada negara ke depannya.

Baca juga: Kawasan Sirkuit MotoGP di KEK Mandalika masuk tahap pembersihan lahan
Baca juga: Uji coba lintasan MotoGP Mandalika April 2021

Mandalika
Abdulbar mengakui salah satu amanah dari pemerintah yang saat ini terus dikerjakan adalah mengembangkan destinasi wisata The Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB) bahkan menjadi "super" prioritas agar dapat diselesaikan.

Untuk mempercepat pengembangan The Mandalika, ITDC telah membangun infrastruktur dasar kawasan serta membangun fasilitas umum guna menarik minat wisatawan dan investor.

Hingga kini telah dibangun sejumlah infrastruktur dasar antara lain pembangunan dan penataan jalan dalam kawasan sepanjang 11 kilometer (km). Selain itu jalur pipa distribusi air bersih, jaringan listrik PLN dan instalasi pengolah air bersih berteknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) tahap I.

Di kawasan juga telah disiapkan sejumlah fasilitas umum antara lain Masjid Nurul Bilad berkapasitas 4.000 orang, Kuta Beach Park dan The Mandalika.

Dilengkapi pula arena bermain anak-anak, tempat bilas, loker untuk menyimpan barang dan toilet serta Balai Penyelamatan dan Pengamanan Wisata (Balawista) dengan fungsi sebagai Pos Penyelamatan, Pos Kesehatan, Pusat Informasi Wisata dan Pengamanan Pantai.

Kawasan The Mandalika juga memiliki Bazar Mandalika dengan kapasitas 330 lot yang difungsikan untuk menampung produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Makin lengkapnya fasilitas umum ini mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke The Mandalika. Tercatat jumlah wisatawan yang berkunjung bisa mencapai 4.000-5.000 orang per hari pada musim liburan.

Dari sisi investasi, The Mandalika telah berhasil menarik komitmen investasi sebesar Rp23 triliun dari investor. Investasi terbesar berasal dari Vinci Constructions Grand Project yang berinvestasi senilai 1 miliar dolar AS atau setara Rp15 triliun (kurs Rp15 ribu per dolar AS) secara bertahap selama 15 tahun guna mengembangkan distrik yang mengombinasikan olahraga dan hiburan.

Guna meningkatkan daya tarik kawasan yang dikembangkan dengan konsep sportainment ini, ITDC akan menggelar balap motor MotoGP mulai tahun 2021 di Mandalika International Street Circuit (Sirkuit Mandalika). Sirkuit Mandalika yang dibangun oleh ITDC ini ditargetkan rampung secara keseluruhan pada Juni 2021.

MotoGP diyakini akan membawa manfaat ekonomi yang besar bagi The Mandalika dan Indonesia antara lain penciptaan lapangan kerja langsung bagi sekitar 7.500 orang.dan memberikan tambahan investasi lokal sebesar 150 juta dolar AS.

Selain itu menambah jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia hingga mencapai 300 ribu orang/tahun, diperkirakan meningkatkan belanja wisatawan hingga mencapai 40 juta dolar AS per tahun.

Data menunjukkan setiap minggu ajang MotoGP juga ditonton hampir 430 juta pemirsa televisi di seluruh dunia sehingga akan memperkuat country branding Indonesia sebagai sport tourism destination.

Baca juga: "Mandalika Rebound" diharapkan pulihkan pariwisata NTB
Baca juga: Kajati NTB menyatakan pembebasan lahan KEK Mandalika sudah tuntas

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan akan mendukung infrastruktur pengembangan pariwisata The Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
(ANTARA/Ganet Dirgantoro)

Pengembangan The Mandalika juga diperkirakan makin pesat seiring kuatnya dukungan pendanaan yang didapat dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) berupa fasilitas pembiayaan senilai 248,4 juta dolar AS atau setara Rp3,6 Triliun (1 dolar AS = Rp14.500,-) dalam payung program Mandalika Urban & Tourism Infrastructure Project (MUTIP).

Selanjutnya pembiayaan ekspor dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui skema National Interest Account (NIA) dengan besaran mencapai Rp1,18 triliun.

Pembiayaan MUTIP oleh AIIB ini merupakan pembiayaan pertama secara standalone/mandiri yang dilakukan AIIB di Indonesia dan secara global merupakan pembiayaan pertama AIIB bagi kegiatan pembangunan infrastruktur pariwisata.

Proyek MUTIP mencakup pembangunan infrastruktur dan fasilitas dasar di dalam kawasan The Mandalika dan juga area sekitarnya. Seperti jalan dalam kawasan, penyediaan air bersih, sanitasi dan drainase, pengolahan air limbah dan limbah padat, distribusi listrik dan juga fasilitas pengelolaan risiko bencana, berbagai fasilitas publik dan ruang publik terbuka.

Dalam waktu dekat, ada dua paket pengerjaan jalan dalam kawasan yang akan dibiayai melalui program MUTIP dengan total anggaran mencapai Rp1,7 triliun.

Sementara pembiayaan yang berasal dari skema NIA digunakan untuk pembangunan infrastruktur dasar dan aset produktif.

Ada dua program yang dijalankan dengan menggunakan pembiayaan dari NIA. Pertama, pembangunan infrastruktur jalan pada zona timur yang menghubungkan jalan provinsi dari area Sunggung menuju Pantai Gerupuk dan Tanjung Aan.
​​​​​​​
Jalan ini berada di sisi timur kawasan The Mandalika berupa pengaspalan 2 jalur jalan, lebar masing-masing 8 meter dengan Right of way (ROW) sebesar 90 meter untuk total jalan sepanjang 2 km. Kedua, pendanaan NIA juga digunakan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan Pullman Hotel yang berada di dalam kawasan.

Tetap Berjalan
Pengembangan kawasan The Mandalika yang termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) superprioritas ini, juga mendapat dukungan yang kuat dari pemerintah khususnya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebelumnya mengungkapkan pembangunan sirkuit MotoGP dan KSPN di Mandalika, Nusa tetap berjalan meski terjadi wabah corona.

Baca juga: PP optimistis selesaikan pembangunan jalan KEK Mandalika
Baca juga: ITDC fokus percepat konstruksi Sirkuit Mandalika untuk MotoGP 2021

Sisi lain kawasan wisata Mandalika Nusa Tenggara Barat (Foto HO ITDC)

"Kalau yang (sirkuit) MotoGP kan ditangani swasta, mereka jalan terus. Saya juga untuk pembangunan jalannya dari Bandara Internasional Lombok (BIL) ke kawasan wisata Mandalika sekarang dalam proses lelang," kata Basuki.

Dia mengatakan bahwa program pembangunan MotoGP dan KSPN di Mandalika yang ditargetkan rampung pada 2021 tersebut tetap berjalan dan tidak akan berhenti karena wabah virus corona (COVID-19).

Beberapa proyek Kementerian PUPR tersebut antara lain pembangunan jalan bypass Bandara Internasional Lombok-The Mandalika sepanjang 17,4 km dengan lebar 50 meter, memiliki 4 lajur yang dilengkapi trotoar dan median jalan dengan senilai Rp814 miliar.
​​​​​​​
Pembangunan pengendali banjir KEK Mandalika sepanjang lima km dengan anggaran Rp75 miliar, proyek pembangunan 750 homestay yang berada di Kabupaten Lombok Tengah dan program rumah swadaya untuk 2.300 unit.

Selain itu, Kementerian PUPR juga akan membangun Promenade di Desa Gerupuk, Kabupaten Lombok Tengah dan membangun rumah susun (tusun) dengan 80 kamar dan rumah khusus (rusus) sebanyak 48 unit. Nantinya, rusun dan rusus ini akan diperuntukkan bagi pekerja pariwisata di sekitar kawasan The Mandalika.

Usulan dari Dinas PUPR Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk memperlebar dua ruas jalan provinsi menuju kawasan ini juga telah mendapat persetujuan melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Multiplier Effect
Abdulbar optimistis pengembangan The Mandalika akan memberikan multiplier effect yang besar berupa peningkatan kunjungan wisatawan, penciptaan lapangan kerja bagi warga lokal, pengembangan usaha dan infrastruktur di sekitar destinasi wisata.

Hal ini mendorong perkembangan ekonomi lokal di sekitar The Mandalika yang ditandai dengan bertambahnya jumlah restoran dan usaha kecil menengah (UKM) yang ada di sekitar kawasan.

Sejak ITDC melakukan pembangunan infrastruktur secara intensif di zona inti kawasan, sedikitnya ada 10 unit usaha baru telah terbentuk seperti homestay, resto, kafe, dan toko retail yang menempati zona barat kawasan. Jumlah ini dipastikan masih akan bertambah sejalan dengan kegiatan pengembangan kawasan dan proyek yang berlangsung.

Pengembangan The Mandalika juga diperkirakan mampu menyerap hampir 5.000 tenaga kerja lokal secara bertahap dalam lima tahun ke depan. Selain itu, kawasan The Mandalika juga diproyeksikan akan mampu menaikkan tingkat PDRB sektor pariwisata NTB.

Diperkirakan pada tahun 2045 dengan adanya pengembangan The Mandalika bisa diperoleh PDRB sekitar Rp18,8 triliun. Sedangkan tanpa pembangunan Mandalika hanya sekitar RP11,4 triliun.

Lokasi pembangunan sirkuit jalan raya pertama di dunia untuk MotoGP, Mandalika International Street Circuit (Sirkuit Mandalika) oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). (ANTARA/HO-ITDC)
Nusa Dua
Sementara di kawasan The Nusa Dua, ITDC terus melakukan pengembangan dengan melakukan peningkatan infrastruktur kawasan dan menambah jumlah hotel.

Pada tahun 2019, ada penambahan kamar pada Hotel Renaissance sebanyak 300 kamar dan 88 vila, Shangri-La dengan tambahan 299 kamar dan 40 vila serta Hotel Awarta sebanyak 28 kamar.

Selain itu, pengembangan The Nusa Dua yang dilakukan dengan menonjolkan konsep one stop destination serta pembangunan pariwisata berkelanjutan terbukti mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian di Indonesia.

Berdasarkan data Kemenpar tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan asing ke kawasan The Nusa Dua mencapai 789.037 orang atau 12,65 persen dari total kunjungan wisatawan asing ke Bali sebanyak 6.239.543 orang.

Sementara Bali menyumbang 38,74 persen dari total kunjungan wisatawan asing di Indonesia. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, pada tahun 2017, The Nusa Dua mampu menyerap 10.713 tenaga kerja dimana 8.730 orang diantaranya merupakan tenaga kerja lokal Bali.

Untuk pengembangan Labuan Bajo khususnya kawasan Tana Mori guna menyambut perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 dan Asian Summit pada tahun 2023.
Dari penugasan ini diharapkan ITDC selaku
BUMN bidang pariwisata mampu mengembangkan kawasan Tana Mori menjadi sebuah kawasan wisata high-end seperti The Nusa Dua.

Abdulbar langsung menyanggupi tugas yang diemban pemerintah kepada ITDC sekaligus memastikan fasilitas perhelatan internasional itu bakal tersedia untuk memberikan layanan kepada tamu negara. Kalau dilihat PR yang harus diemban memang sangat banyak.

Bagi Abdulbar yang juga pernah dipercaya membenahi PT Aetra Air Tangerang, pembangunan di masa tatanan kehidupan baru ini dipastikan tetap berjalan. Semua kegiatan operasional dipastikan akan dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Dia yakin sektor pariwisata bisa menjadi motor penggerak kebangkitan perekonomian pascapandemi.

Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020