New York (ANTARA) - Kurs dolar AS tergelincir dari level tertinggi satu minggu pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena perselisihan politik mengenai paket stimulus untuk mengatasi dampak pandemi terhadap ekonomi Amerika Serikat menghentikan rebound greenback baru-baru ini.
Namun demikian, greenback naik ke tertinggi tiga minggu terhadap yen, menguat untuk sesi keempat berturut-turut. Kurs dolar/yen biasanya bergerak seiring dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS, dengan obligasi 10 tahun naik ke level tertinggi satu bulan di awal sesi.
Sementara itu, angka indeks harga konsumen (IHK) AS yang lebih kuat dari perkiraan, secara singkat sempat mengangkat dolar terhadap sejumlah mata uang lainnya.
Data menunjukkan indeks harga konsumen AS naik 0,6 persen bulan lalu setelah rebound 0,6 persen pada Juni. Tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah berubah, IHK meningkat 0,6 persen bulan lalu. Itu merupakan kenaikan terbesar sejak Januari 1991 dan setelah kenaikan 0,2 persen pada Juni.
Tetapi fokus pasar adalah pada paket stimulus AS. Investor mengamati tanda-tanda kebuntuan politik di Washington atas paket penyelamatan lebih lanjut agar ekonomi yang dilanda pandemi dapat diatasi.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada Rabu (12/8/2020) bahwa Gedung Putih dan para pejabat tinggi Demokrat di Kongres mungkin tidak dapat mencapai kesepakatan tentang bantuan virus corona, pada hari kelima tanpa pembicaraan, dengan jalan buntu memblokir bantuan bagi puluhan juta orang Amerika.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi menggambarkan kedua belah pihak sebagai "berjarak bermil-mil" dengan "jurang" di antara mereka.
“Tentu saja (kebuntuan) telah membebani prospek pertumbuhan AS,” kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments di Toronto. "Pasar harus menurunkan ekspektasi sehubungan dengan ukuran paket stimulus yang akan disepakati."
Dalam perdagangan sore, indeks dolar, yang telah bertahan di atas level terendah dua tahun Kamis lalu (6/8/2020), turun 0,3 persen terhadap sekeranjang mata uang menjadi 93,418, setelah kehilangan keuntungan yang dibuat di perdagangan Asia.
Terhadap yen, dolar menguat 0,4 persen menjadi 106,86 yen. Imbal hasil surat utang AS yang meningkat telah menekan yen dengan menarik investasi dari Jepang yang memberikan imbal hasil nol.
Euro menguat 0,4 persen menjadi 1,1790 dolar. Sejak awal Juli, euro telah menguat 5,4 persen terhadap dolar.
"Euro/dolar jelas mengikuti perbedaan suku bunga dan dalam basis tiga bulan, euro sekarang diperdagangkan di wilayah positif relatif terhadap dolar, jika Anda melihat basis pertukaran lintas mata uang," kata Schamotta dari Cambridge.
Sterling melemah 0,1 persen pada 1,3028 dolar, di tengah data yang menunjukkan ekonomi Inggris telah memasuki resesi yang dalam, ketika tanda-tanda pemulihan pada Juni memberikan beberapa dukungan untuk mata uang tersebut.
Dolar Selandia Baru datar di 0,6576 dolar AS, setelah bank sentral negara itu menahan suku bunga, tetapi mengejutkan pasar dengan memperpanjang program pembelian obligasi dan sedikit lebih menekankan pada kemungkinan suku bunga negatif.
Baca juga: Dolar naik tipis setelah pembicaraan paket stimulus AS masih buntu
Baca juga: Dolar AS menguat ditopang rencana stimulus fiskal di Amerika
Baca juga: Yuan melemah lagi 62 basis poin terhadap dolar AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020