New York (ANTARA) - Harga minyak mentah global terangkat lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data pemerintah menunjukkan persediaan minyak AS secara keseluruhan turun, memperkuat harapan bahwa permintaan bahan bakar di ekonomi terbesar dunia itu meningkat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober ditutup naik 93 sen atau 2,1 persen menjadi 45,43 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk pengiriman September berakhir 1,06 dolar AS atau 2,6 persen lebih tinggi pada 42,67 dolar AS per barel, tertinggi untuk kontrak bulan depan sejak 5 Maret.
Persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan AS turun minggu lalu, karena penyulingan meningkatkan produksi dan permintaan meningkat, kutip sebuah laporan pemerintah.
Data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan permintaan bahan bakar AS naik menjadi 19,37 juta barel per hari pekan lalu, tertinggi sejak Maret.
"Kami melihat permintaan bangkit kembali," kata Phil Flynn, analis energi senior di Price Futures Group. “Pasar semakin ketat lebih cepat dari yang diperkirakan orang.”
Persediaan minyak mentah turun 4,5 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 2,9 juta barel. Produksi minyak mentah turun menjadi 10,7 juta barel per hari dari 11 juta barel per hari dalam seminggu, menurut laporan itu.
"Statistik yang paling mengejutkan adalah penurunan produksi minyak sebesar 300.000 barel per hari pada saat yang sama ketika kami mendengar para produsen berbicara tentang pemulihan produksi," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston. “Itu akan memberi lebih banyak dukungan pada harga minyak mentah untuk keseimbangan tahun ini.”
Revisi turun EIA pada Selasa (11/8/2020) untuk perkiraan produksi minyak utama AS tahun ini juga memberikan dukungan pada harga.
Produksi minyak mentah AS diperkirakan turun 990.000 barel per hari tahun ini menjadi 11,26 juta barel per hari, lebih curam dari penurunan 600.000 barel per hari yang diperkirakan bulan lalu.
Permintaan minyak dunia akan turun 9,06 juta barel per hari tahun ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan dalam sebuah laporan bulanan pada Rabu (12/8/2020), lebih dari penurunan 8,95 juta barel per hari yang diperkirakan sebulan lalu.
Namun, ketidakpastian yang berkembang atas kebuntuan di Washington dalam pembicaraan untuk paket stimulus guna mendukung pemulihan dari dampak terdalam pandemi dapat menekan harga.
Di India, konsumsi bahan bakar olahan turun menjadi 15,68 juta ton pada Juli, jatuh 11,7 persen secara tahun-ke-tahun dan 3,5 persen di bawah level Juni, tulis data dari Petroleum Planning and Analysis Cell (PPAC) dari Kementerian Perminyakan & Gas Alam.
Baca juga: Minyak tergelincir saat harapan stimulus AS meredup, kasus virus naik
Baca juga: Minyak berakhir naik ditopang data pabrik China, harapan stimulus AS
Baca juga: Minyak naik didorong harapan stimulus AS, pengurangan produksi Irak
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020