Denpasar (ANTARA News) - Sebanyak 27 seniman mancanegara terlibat dalam "happening art" bertajuk "Apa Ini, Apa Itu" yang digelar di Studio Suklu dan Pantai Lepang, Kabupaten Klungkung, Bali, 29 hingga 31 Desember 2009.
Ketua panitia kegiatan Wayan Sujana Suklu di Denpasar, Minggu menjelaskan, kegiatan bertepatan tutup tahun itu bertujuan mengajak masyarakat merespons berbagai karya seni kontemporer yang disajikan nonstop selama tiga hari.
"Pada puncak acara menjelang pergantian tahun kami menyediakan 100 gendang jembe untuk ditabuh secara bergantian oleh pengunjung yang hadir," katanya.
Ia mengatakan, 27 seniman telah menyatakan bersedia hadir dan akan menampilkan berbagai suguhan kesenian, seperti tari, musik, instalasi, fotografi, dan berbagai pertunjukan lainnya.
Menurut dia, "art director" Daniel LeClaire asal Amerika Serikat akan memberikan ruang bagi seniman untuk melakukan proses kreatif di acara ini dan seluruh kegiatan akan didokumentasikan dalam bentuk film, buku, dan pameran fotografi tahun depan.
Ke-27 peserta itu adalah kolektor asal Jerman Adi Bachmann yang akan memamerkan reproduksi karya seni rupa kelas dunia, Agung Gunawan, Cedil, Charlie Crooijmans (Belanda), Daniel Kho, Daniel Zacharias, Danuta Franzen (Polandia), Deasylinada da Ary, Eko Prawoto, Gusti Sudibia, I Gede Made Surya Darma, IG Nengah Hari Mahardika, Joko Dwi Avianto, Made Djirna Mireki Jasmiene Okubo (Jepang), dan Ni Kadek Diah Kristin Natalia.
Seniman Nyoman Erawan akan mengadakan pertunjukan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Nyoman Sujana Kenyem yang terakhir bergulat dengan bambu dan daun sudah menyiapkan karya di pantai.
Seniman lainnya adalah Nyoman Sura, Putu Satria Kusuma, Shoosie Sulaiman (Malaysia), Tisna Sanjaya, Wawan Setiawan Husin, Wayan Pacet, Wayan Sudiarta, Wayan Sujana Suklu, dan Welldo Wnophringgo.
Menurut Suklu, Pemkab Klungkung mendukung penuh acara ini. Bupati Klungkung Wayan Candra dalam audiensi belum lama ini mengharapkan acara tersebut dapat membantu program pemerintah dalam membangun seni, budaya, dan pariwisata.
Ia mengemukakan, dipilihnya Kabupaten Klungkung sebagai lokasi acara karena memiliki kesejarahan seni dan budaya yang kental, bahkan peninggalannya bisa disaksikan hingga kini di antaranya Kertagosa dan komunitas seni wayang Kamasan.
Seniman Daniel Kho yang ikut merancang acara ini mengatakan, sejumlah seniman mancanegara berkeinginan acara serupa bisa digelar di negara berlainan setiap tahun.
"Shooshie asal Malaysia yang kerap mengikuti berbagai pameran internasional misalnya, ingin tahun depan bisa dibawa ke Malaysia," katanya.
Daniel menjelaskan acara yang diselenggarakan komunitas Djagad Art House ini akan dibuka Rabu, 29 Desember 2009. Namun sejak sepekan lalu kru seniman Joko Dwi Avianto telah memulai aktivitas memasang instalasi bambu yang menghubungkan dua pohon kelapa di studio Suklu.
Untuk keperluan seniman yang akan membuat instalasi panitia menyiapkan lebih dari 600 batang bambu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009