Kuala Lumpur (ANTARA News) - Operator seluler terbesar di Malaysia Maxis Sdn Bhd mendapatkan pemasukan dari TKI dan WNI dari penggunaan telepon genggam (HP) dan SMS sekitar Rp1,48 triliun pertahun.

"Pelanggan Indonesia yang gunakan Maxis atau Hotlink sekitar 500.000 pelanggan. Mereka menggunakan panggilan telepon genggam rata-rata 70 ringgit per bulan dan SMS 20 ringgit per bulan sehingga totalnya penerimaan Maxis mencapai sekitar 540 juta ringgit per tahun," kata senior manager Maxis Sdn Bhd Zafri Mohd Shariff, ketika membuka warung Hotlink atau Pojok Hotlink Indonesia, di Shah Alam, Selangor, Minggu.

"Itu belum dari pendapatan ring tones, screen wallpaper dan lainnya. Kami akan terus meningkatkan pangsa pasar kami untuk segmen pasar Indonesia," katanya.

Menurut dia hingga kini seluruh pelanggan di Malaysia mencapai sembilan juta pelanggan, dan di antaranya 500.000 warga atau pekerja Indonesia.

Dalam warung Hotlink itu terdapat informasi mengenai KBRI, tabloid Caraka (kerjasama Biro ANTARA Kuala Lumpur dengan KBRI), biaya perpanjangan paspor, informasi harga tiket Garuda, pengiriman uang oleh Bank Mandiri dan beberapa produk Indonesia seperti jamu, makanan dan minuman.

"Maxis diuntungkan dengan makin meningkatkan penjualan kartu perdana. Kalo biasanya penjualan hanya 300-400 kartu perdana per bulan dengan warung hotlink maka penjualannya mencapai 1.000 kartu per bulan, sedangkan KBRI mendapatkan keuntungan dari informasi yang disebarkan melalui warung Hotlink ini," kata Zafri.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009