Makassar (ANTARA) - Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Riset dan dan Teknologi Republik Indonesia Prof Dr Ocky Karna Radjasa MSc memaparkan prioritas pengembangan riset nasional pada 2020-2024.
Prof Ocky pada Webinar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin, Rabu, mengatakan ada beberapa topik yang bisa dikembangkan dalam riset nasional seperti pangan, energi, kesehatan obat, transportasi, produk rekayasa teknik, pertahanan dan keamanan, kemaritiman, sampai pada sosial humaniora.
"Produk inovasi tidak selalu menghasilkan produk teknologi. Misalnya saja dalam bidang sosial humaniora, perubahan masyarakat dalam era revolusi digital ataupun penguatan demokrasi Indonesia menjadi salah satu keluaran penelitian," kata Prof Ocky pada webinar bertema "Optimalisasi Kinerja SDM Perguruan Tinggi Melalui Inovasi Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat" itu.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Ocky juga membahas mengenai peluang dan tantangan riset inovasi hingga upaya penguatan produktivitas riset dan inovasi.
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin minta peneliti perhatikan kualitas produk riset
Baca juga: Pemerintah danai 305 riset dalam Prioritas Riset Nasional 2020-2024
Ia menjelaskan kehadiran ipteks, inovasi dan pembangunan diharapkan mampu menghasilkan teknologi tepat guna, meningkatkan nilai tambah dan hilirisasi sampai pada upaya substitusi impor dan peningkatan teknologi komponen dalam negeri.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Padjadjaran Prof Dr Ir Hendarmawan MSc yang juga tampil sebagai narasumber webinar lebih fokus pada "Peningkatan Kinerja SDM Perguruan Tinggi Dalam Penelitian Dengan Pendekatan Multi Disiplin Untuk Inovasi dan Pemberdayaan Masyarakat".
Dekan FIKP Unhas Dr Ir St Aisjah Farhum MSi, menjelaskan kegiatan ini menjadi salah satu sarana mendiskusikan kolaborasi penelitian untuk meningkatkan kebermanfaatan hasil riset bagi kemaslahatan umat.
"Kami berharap bisa membantu dalam upaya mengoptimalkan kemampuan diri melalui kolaborasi penelitian yang output-nya bisa dirasakan oleh masyarakat," kata Dr Aisjah.*
Baca juga: Pemerintah didesak rancang litbang kemandirian obat
Baca juga: Riset dosen IPB terkait sidat masuk prioritas riset nasional
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020