Pekanbaru (ANTARA News) - Perum Bulog Divre Riau mengaku belum menyalurkan beras bagi para korban banjir karena sejumlah daerah di provinsi itu yang mengalami musibah belum mengajukan permintaan.
"Hingga hari ini belum satu daerah pun di Riau yang mengajukan permohonan beras untuk para korban banjir," ujar Kabid Pelayanan Publik Perum Bulog Divre Riau, Mulya Dahnial, di Pekanbaru, Sabtu.
Padahal, lanjutnya, Bulog Divre Riau telah menyurati para bupati dan gubernur Riau agar memanfaatkan alokasi beras Bulog yang diperuntukan bagi korban banjir.
Sedikitya lembaga yang mengurusi logistik itu telah mengalokasi beras bagi korban banjir dengan kuota sebanyak 200 ton bagi tingkat provinsi dan masing-masing 100 ton bagi kabupaten/kota.
"Total beras yang kita alokasikan bagi Provinsi Riau yang memiliki 12 kabupaten/kota sebanyak 1.400 ton," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Bulog juga tidak mempersulit pengurusan beras bantuan bagi para korban banjir di Riau karena gudang-gudang beras milik perusahaan itu tersebar pada sejumlah daerah.
"Para kepala daerah cukup melayangkan surat melalui perwakilan Bulog yang ada di daerah terdekat dan kemudian kita akan segera memprosesnya," katanya lagi.
Pemerintah Provinsi Riau mengaku telah menyurati pemerintah kabupaten/kota untuk segera mengambil langkah-langkah antisipasi agar para korban banjir tidak kelaparan dan terserang penyakit.
"Kita sudah mengimbau kepada pemerintah di daerah baik melalui lisan atau pun tulisan untuk mendirikan posko-posko bantuan banjir dan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi," kata Juru Bicara Kantor Gubernur Riau, Zulkarnain Kadir.
Sebelumnya, dilaporkan para korban banjir yang masih mengungsi atau penduduk yang bertahan di rumah-rumah mereka yang terendam air mulai mengalami kelaparan karena terputusnya akses jalan akibat meluapnya air sungai setempat.
Sejumlah daerah di Kabupaten Kampar, Riau dan sebagaian wilayah di Kota Pekanbaru dilaporkan mengalami banjir yang memasuki pekan ketiga akibat meluapnya air Sungai Kampar dan Sungai Siak akibat tingginya curah hujan.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009