Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat mengklaim memiliki stok hingga 70.000 alat tes cepat COVID-19 serta 14.000 alat tes usap yang diyakini cukup untuk digunakan hingga akhir tahun ini.

"Semua alat itu masih aman sampai Desember 2020," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Rabu.

Menurut dia pemerintah menyimpan alat sebanyak itu karena menganggap satu orang bisa membutuhkan empat hingga lima, terutama alat usap.

"Sementara alat tes cepat hanya dipakai untuk melacak interaksi kasus dan memenuhi kebutuhan masyarakat," ucapnya.

Rahmat mengatakan transmisi virus corona di wilayahnya masih terus terjadi bahkan dia tidak menampik jika melihat perkembangan kasus yang ada, wilayahnya berpotensi menjadi penyumbang kasus tertinggi di Jawa Barat.

Berdasarkan data yang tercantum di situs corona.bekasikota.go.id mencatat kasus akumulasi terkonfirmasi sebanyak 626 dengan total kasus aktif saat ini 25 orang.

Baca juga: Bekasi mulai pemeriksaan cepat COVID-19 dari rumah ke rumah

Baca juga: Pemkot: 25 persen tempat usaha di Bekasi langgar protokol kesehatan

"Interaksi transmisinya berjalan terus, angka kematiannya tidak ada, kesembuhannya tinggi dan fasilitasnya tersedia," kata dia.

Rahmat juga telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh rumah sakit di Kota Bekasi agar dapat merawat pasien COVID-19.

Dengan adanya instruksi tersebut kini pasien terkonfirmasi tidak perlu lagi berpindah rawat dari rumah sakit awal masuk ke rumah sakit rujukan.

"Sepanjang fasilitas untuk isolasinya tersedia. Jadi tidak perlu dirujuk ke rumah sakit tertentu lagi sekarang," kata Rahmat.

Baca juga: 543 santri Gontor ikuti tes cepat COVID-19 di Bekasi

Baca juga: 687 warga Bekasi jalani tes cepat COVID-19

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020