Brussels (ANTARA) - Penggunaan masker menjadi wajib di semua tempat umum di Brussels mulai Rabu karena jumlah kasus COVID-19 naik ke tingkat kewaspadaan yang menempatkan kota itu di antara yang paling parah terkena dampak wabah virus corona di Eropa.
Ibu kota Belgia itu, yang menjadi markas besar Uni Eropa dan NATO, mencatat rata-rata 50 kasus COVID-19 per 100.000 penduduk setiap harinya selama sepekan terakhir.
Semua orang di kota Brussels, yang berpenduduk 1,2 juta jiwa, sekarang harus memakai masker saat berada di taman, di jalan atau di tempat umum lainnya, serta di ruang pribadi yang dapat diakses oleh publik, kata pemerintah kota tersebut.
Baca juga: Positif COVID-19, Pangeran Belgia minta maaf hadiri pesta di Spanyol
Baca juga: Robot COVID-19 patroli di rumah sakit Belgia
Hingga saat ini, penggunaan masker di Brussels hanya diwajibkan di ruang publik yang ramai dan tempat-tempat tertutup, seperti pusat perbelanjaan.
Anak-anak di bawah 12 tahun, orang yang sedang berolahraga atau melakukan pekerjaan fisik di tempat umum dibebaskan dari kewajiban penggunaan masker.
Peraturan mengenakan masker adalah salah satu yang paling ketat yang saat ini diterapkan di beberapa ibu kota negara Eropa yang mengikuti keputusan serupa yang dibuat oleh pihak berwenang di Madrid pada Juli. Di Paris, penggunaan masker wajib di luar ruangan hanya untuk tempat-tempat ramai.
Belgia telah terpukul parah oleh pandemi COVID-19, dengan hampir 10.000 kematian terkait dengan virus corona sejauh ini. Angka tersebut menjadikan negara berpenduduk 11 juta jiwa itu salah satu negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia akibat COVID-19.
Kasus infeksi virus corona baru di Belgia terus meningkat dalam beberapa minggu terakhir dan sekarang negara itu memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi per penduduk dibandingkan dengan negara Eropa mana pun.
Pada Selasa, Belgia memiliki rata-rata lebih dari 60 kasus COVID-19 harian per 100.000 penduduk selama dua pekan terakhir, dibandingkan dengan 7,5 di Italia, 13 di Jerman, 29 di Prancis dan 90 di Spanyol, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh badan kesehatan masyarakat Uni Eropa, yakni bagian dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Eropa.
Pekan lalu pemerintah Inggris mengatakan akan memberlakukan karantina terhadap orang-orang yang datang dari Belgia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Belgia laporkan nol kematian COVID-19 pertama sejak Maret
Baca juga: Pangeran Belgia didenda Rp166 juta lantaran melanggar karantina
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020