"Sejak dua minggu terakhir arah angin di perairan Indramayu tidak menentu, sehingga sulit mendapatkan ikan. Sementara itu biaya operasional untuk pembelian solar cukup tinggi, sehingga kami selalu dibayangi kerugian," kata Taryanto, seorang nelayan, Sabtu.
Hal serupa dikeluhkan Sudaryanto, nelayan asal desa Eretan. Hampir dua minggu dia tidak berangkat melaut akibat arah angin tidak menentu, kalau dipaksakan berangkat mencari ikan hasilnya sedikit sedangkan perbekalan solar dan makan cukup tinggi.
Dia berharap arah angin kembali normal sehingga hasil tangkapan ikan bisa seperti biasanya. Ancaman nelayan selain arah angin tidak menentu, juga gelombang tinggi, karena perahu yang dimiliki nelayan rata-rata berukuran kecil.
Sementara itu produksi tempat pelelangan ikan Glayem Indramayu terus menurun karena banyak nelayan berhenti melaut.
Dedy Aryanto manajer tempat pelelangan ikan Glayem Indramayu mengakui, produksi ikan menurun di tempatnya karena hasil tangkapan nelayan setempat berkurang akibat arah angin yang tidak menentu.
"Nelayan yang menggunakan peralatan "dogol" masih dapat diandalkan tangkapannya karena mereka mencari ikan di tengah laut, di mana arah angin cukup normal," katanya.
Anjloknya produksi ikan tersebut berimbas pada terjadinya kenaikan harga ikan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009