Beirut (ANTARA) - Sedikitnya 8.000 bangunan, termasuk 50 bangunan kuno, hancur akibat ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut pekan lalu, menurut High Relief Commission (HRC) di Lebanon pada Selasa.
Berbicara kepada Kantor Berita Anadolu, Sekretaris Jenderal HRC Mohammed Khair mengatakan perhitungan seluruh kerusakan akibat ledakan akan disimpulkan pada Rabu.
Menurut wartawan Anadolu, skala kerusakan di setiap area berbeda-beda.
HRC berafiliasi dengan Kabinet dan fungsinya meliputi penyaluran bantuan dan penanggulangan bencana.
Pemerintah menyalahkan timbunan 2.750 ton amoniak nitrat di sebuah gudang sebagai penyebab ledakan, yang menewaskan sedikitnya 160 orang dan melukai ribuan orang. Peristiwa itu juga menyisakan jejak kehancuran di seluruh wilayah ibu kota.
Ledakan di pelabuhan Beirut pada Selasa, terjadi pada saat Lebanon didera krisis keuangan parah dan pandemi virus corona.
Aksi protes turun ke jalan anti-pemerintah berlangsung selama dua hari terakhir, dengan massa menyerbu gedung pemerintah dan bentrok dengan aparat kepolisian.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Presiden dan PM Lebanon telah diperingatkan risiko ledakan sejak Juli
Baca juga: Gubernur Beirut: Banyak jenazah warga asing belum teridentifikasi
Baca juga: Pascaledakan, pemerintah Lebanon bubar dan PM mengundurkan diri
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020