Vientiane (ANTARA) - Pesta olahrga antara Negara Asia Tenggara (SEA Games), Jumat, secara resmi ditutup dengan meriah di Stadion Utama Komplek Olahraga Nasional Vientiane.
Api obor yang menjadi simbol semangat perjuangan atlet dan sudah menyala sejak 9 Desember lalu perlahan-lahan padam, menandai berakhirnya pesta olahraga yang untuk pertama kali digelar di Laos.
Salah satu puncak acara selain pesta kembang api yang menerangi angkasa adalah prosesi penyerahan bendera SEA Games dari Laos kepada delegasi Indonesia yang diwakili Menpora Andi Malarangeng, Ketua KONI-KON Rita Subowo dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin yang akan menjadi tuan rumah SEA Games 2011.
Bendera berwarna biru tua diserahkan oleh Ketua Panitia SEA Games 2009 Somsavat Lengsavad dan diterima oleh Rita Subowo yang kemudian memberikan secara estafet kepada Andi dan Alex Noerdin.
Ketiga pejabat tampil berbeda dari pejabat tuan rumah yang berpakaian serba putih.
Andi menggunakan baju tradisional Makassar lengkap dengan badik terselip di pinggang, Rita Subowo mengenakan pakaian kebaya warna ungu, sementara Alex tampil dengan pakaian tradisional Palembang.
Dalam kata sambutannya, Andi menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah yang baik dan menggelar pesta olahraga dalam suasana penuh persahabatan, sesuai dengan semangat gerakan Olimpiade.
Andi juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Laos yang telah berhasil menjadi tuan rumah sehingga SEA Games 2009 berlangsung dalam suasana damai dengan penuh persahabatan.
"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Laos atas keramah tamahan mereka. Khopcai laylay (terima kasih banyak)," katanya disambut gemuruh sekitar 20.000 penonton yang memadati stadion tersebut.
Pada bagian lain, Indonesia menampilkan atraksi budaya berupa tari berjudul "Glory of Swiwijaya" yang tidak hanya berisi tari tradisional asal Sumatera Selatan, tapi dicampur dengan tari dua daerah lain yang juga akan menjadi tuan rumah, yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Bagi Indonesia, SEA Games 2009 Laos telah memberikan memberikan hasil yang cukup mengesankan karena sesuai dengan target semula, yaitu berhasil memperbaiki peringkat ke urutan ketiga dari urutan keempat di SEA Games 2007 Nakhon Ratchasima.
Namun secara jumlah perolehan medali, tidak sesuai dengan target karena hanya berhasil membawa pulang 43 medali emas dari target semula sekitar 50an emas.
Sementara itu hasil cemerlang diperlihatkan oleh tuan rumah Laos yang mengumpulkan 33 medali emas untuk menempati urutan ketujuh dari 11 negara peserta.
Inilah prestasi terbaik yang pernah diraih Laos, negara tanpa pantai berpenduduk sekitar tujuh juta jiwa tersebut.
Meski selama ini merupakan negara tertutup, Laos membuktikan diri mampu mempersiapkan diri sebagai tuan rumah dengan membangun sarana olahraga modern seperti Komplek Olahraga Nasional, di mana terdapat fasilitas baru untuk cabang menembak dan renang.
Terpisah dari masalah transportasi karena terbatasnya jumlah kendaraan, para tamu yang datang ke Laos secara umum menyatakan puas kepada pelayanan yang telah diperlihatkan masyarakat setempat.
Bendera SEA Games telah diturunkan, api obor sudah padam dan para atlet siap-siap kembali ke negara masing-masing dengan membawa berita gembira bagi yang tampil sebagai juara, serta cerita sedih bagi yang gagal.
Dua tahun, sebagian diantara mereka akan kembali bertarung di SEA Games 2011 yang digelar di Indonesia.
Lakorn Laos, sampai jumpa di Indonesia.....
(*)
Oleh Atman Ahdiat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009