Kepala Desa Wayut, Subroto, mengatakan, salat digelar usai salat Jumat karena desa mereka dilanda kekeringan selama musim kemarau lalu dan hingga kini belum turun hujan.
Akibatnya, lahan pertanian seluas 232 hektare di desa ini kekeringan dan belum dapat ditanami.
"Kami meminta kepada Allah Swt untuk segera menurunkan hujan di desa kami. Belun turunnya hujan dan minimnya pasokan air selama ini telah membuat petani di desa kami terlambat menanam padi pada musim tanam kali ini.Padahal, daerah lain sudah turun hujan," ujarnya kepada wartawan.
Menurut dia, ritual ini diharapkan membuat hujan segera turun dan mengairi sawah milik petani yang tidak memiliki pekerjaan lain itu.
Salat dlakukan di tengah lahan persawahan yang telah mengering dan belum ditanami. Puluhan warga, baik orang dewasa hingga anak-anak berbaur memohon kepada Sang Pencipta agar hujan segera turun.
Salah satu petani Desa Wayut, Khamim, mengaku belum menanami lahan sawahnya karena intensitas hujan belum tinggi, padahal pertanian di desa ini tergantung pada air hujan. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009