Kudus (ANTARA News) - Warga Desa Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, memiliki tradisi menyambut Tahun Baru 1431 Hijriyah atau 1 Suro dengan acara tebokan.
Tebok merupakan istilah dari kata tebok (Jawa), yaitu sejenis nampan dari anyaman bambu yang biasa digunakan untuk meletakkan jenang, meskipun dalam perkembangannya ada tebok yang terbuat dari bahan janur kuning.
Menurut Kepala Desa Kaliputu, Suyadi, tradisi tebokan merupakan simbol warga sekitar untuk mengungkapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas keberhasilan mereka di bidang usaha jenang. Di desa tersebut merupakan sentra jenang kudus dengan jumlah perajin hingga 40 pengusaha.
Anak-anak yang membawa tebok berarak keliling desa sebagai simbol generasi penerus usaha jenang di desa ini. "Jumlah peserta tebokan mencapai 250 orang dengan usia rata-rata anak usia sekolah dasar (SD)," ujarnya.
Tradisi tebokan diawali dengan kirab yang diikuti oleh puluhan anak-anak dan remaja yang membawa sesaji berupa makanan jenang, jajan pasar, dan ayam matang utuh, buah, dan bubur yang diarak dari Jalan Gang IV Desa setempat menuju Balai Desa Kaliputu.
Kirab yang dimulai dari Jalan Gang IV dilanjutkan menuju Jalan Sosrokartono dilanjutkan ke Jalan Gang 12 - Jalan Gang 11 dan dilanjutkan ke Balai Desa Kaliputu di Jalan Sedo Mukti yang berjarak sekitar dua kilometer.
Sepanjang perjalanan, peserta kirab didukung iringan musik rebana dan "drum band" dari sekolah setempat, serta puluhan warga sekitar yang ikut kirab.
Ritual tersebut semakin menarik, anak-anak meletakkan tebok di atas kepala untuk diarak dengan berjalan kaki keliling desa.
Pembawa tebok juga menggunakan baju koko atau baju muslimah lengkap. Di antara barisan pembawa tebok tersebut, terdapat beberapa peserta yang mengusung gunungan jenang bertingkat sembilan.
Begitu sampai di balai desa, dilakukan doa yang dipimpin oleh ulama setempat, selanjutnya semua tebok yang diarak keliling diperebutkan warga yang sejak pagi mengikuti tradisi tersebut.
Sulastri (60), warga sekitar yang ikut berebut makanan yang ada di dalam tebok mengaku, ingin mendapatkan berkah dari makanan yang didahului dengan ritual keliling dan mendapatkan doa dari seorang ulama.
"Mudah-mudahan dengan memakan makanan ini saya akan mendapatkan berkah hidup," harapnya.
Ia mengakui, sejak beberapa tahun yang lalu, dirinya selalu mengikuti ritual tahunan tersebut untuk memperebutkan sejumlah makanan yang ada. "Hari ini (18/12), saya mendapatkan makanan jenang dan dua buah terong," ujarnya senang.
Warga yang lain, Nurul (11) mengaku, sejak pagi sekitar pukul 06:00 WIB hadir ditempat perayaan tradisi tebokan untuk menyambut Tahun Baru Islam.
Selain ingin mengetahui ritual perayaan menyambut tahun baru, Nurul yang masih duduk di kelas VI SD itu mengaku, ingin memperebutkan pula makanan yang dikirab keliling desa.
"Saya hanya ingin menikmati keramaiannya saja, karena perayaan ini hanya berlangsung satu tahun sekali," ujarnya. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009