Kopenhagen (ANTARA News/AFP) - Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak, Kamis, mengatakan bahwa negaranya akan menjadi tuan rumah pertemuan dunia mengenai perubahan iklim pada 2012 yang adalah pertemuan terakhir sebelum kewajiban Protokol Kyoto berakhir.
Lee mengemukakan itu dalam pertemuan perubahan iklim yang diikuti oleh 193 negara di Copenhagen.
Pertemuan yang disebut PBB sebagai pertemuan banyak pihak (COP) itu akan diselenggarakan di Korea Selatan tiga tahun dari saat ini, kata Lee.
"Korea siap untuk berkontribusi pada pembukaan rezim pasca 2012 dengan menjadi tuan rumah COP ke-18 pada 2012," kata Lee di ibukota Denmark.
Protokol Kyoto mengharuskan negara kaya memotong emisi karbon dioksidanya yang diduga sebagai penyebab pemanasan global hingga akhir 2012.
Negara-negara di dunia berunding di Kopenhagen guna membahas mengenai aksi yang akan dilakukan setelah 2012, namun perundingan tidak berlangsung mulus karena negara-negara kaya mendorong disepakatinya verifikasi mandiri atas aksi negara-negara maju terhadap perubahan iklim.
Amerika Serikat, satu-satunya di antara negara industri, menolak untuk mengambil bagian dalam Protokol Kyoto. Negeri itu beralasan bahwa tidak adil untuk tidak menuntut apapun dari negara-negara yang baru tumbuh, yang buangan karbonnya juga meningkat cepat.
Korea Selatan dipertimbangkan sebagai negara maju berdasarkan Protokol Kyoto namun secara sukarela mensahkan sebuah tujuan untuk mengurangi buangan karbon sebesar empat persen pada 2020 dari tingkat pada 2005, cukup sederhana dibandingkan dengan rencana negara-negara industri.
Lee berkata dalam pertemuan puncak itu bahwa Korea Selatan memiliki kesulitan dalam mengurangi buangan karbon karena negara itu memiliki jumlah emisi hampir dua kali lipat dalam 15 tahun terakhir.
"Kami semua setuju bahwa kami harus melakukan ini karena mengambil langkah pertama adalah baik bagi kami dan bagi dunia," kata Lee.
"Saya percaya ini `Sikap Pertama Saya` adalah cara tercepat untuk menyelamatkan planet kita," katanya.
Perundingan perubahan iklim mendatang yang diselenggarakan berdasarkan Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC) dijadwalkan diselenggarakan pada akhir 2010 di Kota Meksico, sekalipun mantan wakil presiden Amerika Serikat dan aktivis lingkungan hidup Al Gore telah menyerukan jadwal tersebut dipindahkan ke Juli guna menyelesaikan pekerjaan di Kopenhagen.
Perundingan pada 2011 akan dilakukan di Afrika Selatan. Korea Selatan telah mencari peran yang lebih besar dalam penyelsaian masalah internasioanl dan pada November 2010 akan menjadi tuan rumah pertemuan 20 negara anggota kelompok ekonomi utama. (*)
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009