Semestinya bisa meningkatkan efisiensi dan koordinasi sehingga lebih bagus ke depannya bagi sektor aviasi dan pariwisata

Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal menilai positif wacana untuk menyatukan BUMN penerbangan dan pariwisata.

"Semestinya bisa meningkatkan efisiensi dan koordinasi sehingga lebih bagus ke depannya bagi sektor aviasi dan pariwisata," ujar Mohammad Faisal di Jakarta, Selasa.

Menurut Direktur Eksekutif Core itu, sektor penerbangan mempunyai implikasi yang penting bagi perkembangan pasar wisata. Penerbangan juga membuka peluang bagi peningkatan sektor-sektor ekonomi yang berhubungan dengan kepariwisataan.

Maka itu, lanjut dia, sektor penerbangan dan pariwisata harus dapat lebih terintegrasi agar dapat saling mendukung mengingat hubungan sektor itu berlaku dua arah dimana keduanya saling mempengaruhi.

"Mereka bisa terintegrasi lebih mudah, pariwisata dan aviasi saling mempengaruhi. Kalau satu terganggu akan mempengaruhi yang lainnya," ucapnya.

Mohammad Faisal menambahkan penerbangan yang merupakan salah satu moda transportasi menjadi penting bagi perkembangan pasar wisata di dalam negeri. Diharapkan wacana penataan kedua sektor itu dapat memperbaiki kinerja pariwisata.

Ia meminta agar semua pemangku kepentingan di industri pariwisata dan penerbangan bahu membahu dan dibantu juga oleh dunia usaha untuk terus memacu potensi daerah tujuan wisata nasional.

"Beberapa hal harus diperhatikan, struktur menjadi penting dalam prosesnya, seperti manajemen dan SDM di kedua sektor itu," katanya.

Ia mengingatkan agar penataan sektor penerbangan dan pariwisata dilakukan dengan hati-hati di tengah pandemi COVID-19 saat ini agar satu sama lain dapat saling mendukung.

"Jangan sampai ada BUMN di salah satu sektor itu membebani juang lainnya, harus hati-hati di tengah kondisi wabah saat ini," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan penataan sistem di sektor pariwisata dan penerbangan agar dapat lebih efektif.

Momentum penataan itu terjadi khususnya saat pandemi COVID-19 karena terjadi kontraksi yang mendalam di kedua sektor tersebut pada triwulan II 2020.

"Penurunan ini justru menjadi momentum kita untuk konsolidasi, untuk transformasi di bidang pariwisata dan juga di bidang penerbangan melalui penataan yang lebih baik mengenai rute penerbangan, penentuan 'hub', penentuan 'super hub' kemudian juga kemungkinan untuk menyatukan BUMN penerbangan dan pariwisata sehingga arahnya semakin kelihatan," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (6/8).

Baca juga: Ekonom nilai positif wacana penggabungan BUMN penerbangan - pariwisata
Baca juga: Menhub: Protokol kesehatan menjadi keharusan di sektor transportasi

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020