lelang SUN pertama yang digunakan untuk memenuhi pembiayaan non public-goods, khususnya untuk belanja dan pembiayaan UMKM
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana Rp22 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan total penawaran masuk Rp106 triliun.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Jakarta, Selasa, menyatakan lelang ini melebihi target indikatif yang ditetapkan Rp20 triliun.
"Lelang kali ini juga merupakan lelang SUN pertama yang digunakan untuk memenuhi pembiayaan non public-goods, khususnya untuk belanja dan pembiayaan UMKM," tulis keterangan pers tersebut.
Untuk seri SPN03201112, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp0,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,25 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 12 November 2020 ini mencapai Rp3,2 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 3,25 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 3,57 persen.
Untuk seri SPN12210812, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,6 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 12 Agustus 2021 ini mencapai Rp8,9 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 3,6 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 4,04 persen.
Untuk seri FR0086, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,55 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,82712 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2026 ini mencapai Rp42,9 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 5,5 persen ini mencapai 5,81 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,1 persen.
Untuk seri FR0087, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp6,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,75991 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Februari 2031 ini mencapai Rp29,6 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 6,5 persen ini mencapai 6,71 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,33 persen.
Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,22988 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 ini mencapai Rp7,04 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,2 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,38 persen.
Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,36981 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 April 2040 ini mencapai Rp6,38 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,33 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,45 persen.
Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,42014 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2048 ini mencapai Rp7,8 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,375 persen ini mencapai 7,4 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,52 persen.
Sebelumnya, pada lelang Selasa (28/7), pemerintah menyerap dana Rp22 triliun dari lelang tujuh seri SUN dengan total penawaran masuk Rp72,78 triliun.
Baca juga: Lampaui target, pemerintah serap Rp22 triliun dari lelang SUN
Baca juga: Pemerintah serap Rp20,5 triliun dari lelang SUN
Baca juga: Pemerintah serap Rp20 triliun dari lelang SUN biayai sebagian APBN
Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020