Banda Aceh (ANTARA News) - Masyarakat dan Pemerintah Provinsi Aceh mengharapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dapat menghadiri "renungan lima tahun bencana tsunami" yang akan diperingati pada 26 Desember 2009 di Banda Aceh.
"Besar harapan kami agar Bapak Presiden atau Wapres bisa menghadiri renungan peringatan lima tahun tsunami, yang acara puncaknya diselenggarakan pada 26 Desember 2009," kata Kabag Humas Sekretariat Provinsi Aceh, Nurdin F Joes di Banda Aceh, Kamis.
Panitia penyelenggaraan renungan lima tahun peristiwa tsunami yang mengakibatkan sekitar 250 ribu korban meninggal dunia di Aceh pada 26 Desember 2004 itu saat ini sedang mematangkan berbagai agenda penting.
Nurdin menjelaskan, peringatan renungan lima tahun tsunami yang acara puncaknya diselenggarakan di komplek pelabuhan Ulee Lhue, Kota Banda Aceh itu direncakan juga dihadiri delapan menteri kabinet "Indonesia Bersatu jilid-2".
Para menteri tersebut, antara lain Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Mendagri Gumawan Fauzi, Menteri Agama Suryadharma Ali, Mensos Salim Segaf Al-Jufri dan Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP3R) Kuntoro Mangkusubroto.
Kuntoro Mangkusubroto merupakan mantan Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, yang merupakan pelaksana pembangunan kembali Aceh dan Nias pascagempa dan tsunami.
Rangkaian acara puncak renungan lima tahun tsunami akan digelar tausyiah yang akan disampaikan oleh Tgk HM Daud Hasbi. Zikir dan tahlil dipimpin langsung oleh Tgk M Ali Donor, salah seorang ulama Aceh.
Diperkirakan tidak kurang dari 10.000 korban tsunami, tokoh masyarakat, alim ulama dan pelajar akan berkumpul mengenang kembali peristiwa tsunami lima tahun silam melanda sebagian besar wilayah pesisir provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Selain itu, Pemerintah Aceh juga telah mengintsruksikan kepada seluruh masyarakat agar ikut mengibarkan bendera merah putih setengah tiang selama tiga hari berturut-turut, terhitung sejak 25 Desember 2009.
"Karena, musibah tsunami Aceh telah ditetapkan sebagai hari berkabung nasional," kata Nurdin F Joes. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009