Bandarlampung (ANTARA) - Menteri Agama Republik Indonesia Jenderal (Purn) TNI Fachrul Razi mengatakan ada empat syarat yang harus dipenuhi apabila pengaktifan kembali pembelajaran tatap muka di lingkungan madrasah dan pondok pesantren.
"Harus ada minimal empat syarat yang harus dipenuhi jika pembelajaran tatap muka dapat digelar di madrasah atau sekolah, " kata dia, pada Penguatan Moderasi Beragama di Provinsi Lampung di Gedung Arofah 2, Komplek Asrama Haji Rajabasa, di Bandarlampung, Selasa.
Keempat syarat itu, kata dia, diantaranya adalah harus ada persetujuan dari pemerintah daerah (Pemda) atau Kanwil, kedua persetujuan kepala madrasah (setelah sekolah dapat memenuhi protokol kesehatan yang ketat).
Ketiga adanya persetujuan dari perwakilan orang tua dan wali siswa yang tergabung dalam komite, serta persetujuan orang tua peserta didik.
Baca juga: Izin Gugus Tugas syarat ponpes-madrasah di Mataram bisa buka sekolah
Baca juga: Wapres sebut dana Rp2,7 triliun diberikan untuk 21 ribu pesantren
Jika orang tua tidak setuju maka peserta didik tetap belajar dari rumah dan tidak dapat di paksa.
Menag berharap, semua pihak harus dapat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Agar semua peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran dengan aman dan selamat dari COVID-19.
"Harapan kita orang tua dapat betul-betul peduli dengan aturan protokol kesehatan. Saya kira peran Pemda dan gugus tugas COVID-19 agar dapat mempertimbangkan hal ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Masih kata Menag, untuk madrasah yang ingin melaksanakan pembelajaran tatap muka silahkan dipertimbangkan matang-matang.
"Yang penting syaratnya harus benar-benar dipenuhi, yakni lokasinya aman COVID-19, gurunya harus bersih, dan murid juga harus bebas dari virus. Serta wajib menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, seperti menggunakan masker, hand sanitizer, dan sebagainya,” ujar Fachrul Razi.*
Baca juga: Madrasah dan ponpes di Jambi dibantu dosen Unja terapkan iptek
Baca juga: Telkomsel - Kemenag sediakan kuota terjangkau bagi 80 ribu madrasah
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020