Deputi Pemimpin Bidang Manajemen Intern Bank Indonesia (BI) Surabaya, Mahmud, menjelaskan, tipe fraud itu antara lain kartu palsu, kartu hilang atau dicuri, kartu tidak diterima, Cardholder-Not-Present/CNP, fraud aplikasi (pemalsuan identitas pemilik dalam aplikasi kartu kredit), dan Mail Only Telephone Only/MOTO.
"Kini total kerugiannya mencapai Rp43,78 miliar," kata dia dalam seminar tentang "Penyalahgunaan Kartu Kredit dalam Sistem Pembayaran" di STIE Perbanas Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Menurut dia, kasus didominasi kartu palsu sebanyak 3.418 kasus dengan nilai kerugian Rp20,1 miliar. Sementara, "fraud" aplikasi sebanyak 2.922 kasus dengan nilai kerugian Rp21,04 miliar.
"Untuk itu, mulai tahun depan kami implementasikan teknologi chip untuk kartu kredit. Kami berharap, upaya ini akan memangkas habis aksi tindak pidana dalam kartu kredit," katanya.
Di samping itu, kata dia, para penerbit kartu kredit (issuer) harus melakukan security audit minimal sekali dalam tiga tahun dan pelaporan risk management juga harus terus ditingkatkan.
"Tentu saja dengan makin kompleksnya produk perbankan, BI sebagai otoritas perbankan akan meningkatkan kualitas pengawasan," katanya.
Teknik penipuan yang terbaru, katanya, ialah dengan mengakali sistem pembayaran `CNP` yang biasa diterapkan dalam sistem pembayaran transaksi online di internet.
Menanggapi hal itu, Board of Executive Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), Dodit W. Probojakti, menyebutkan, selama ini potensi kepemilikan kartu kredit di Indonesia masih sangat besar. Jumlah kartu kredit yang sudah diterbitkan di Indonesia sampai tahun ini sekitar 12 juta unit (dengan asumsi satu orang memiliki dua kartu kredit).
"Namun, jumlah penduduk yang memenuhi syarat karena berpenghasilan melebihi Rp3 juta mencapai 15 juta orang. Bisa diartikan ada peluang 9 juta orang yang menjadi pemegang kartu kredit," katanya.
Ia memprediksi, tahun depan jumlah kartu kredit yang beredar mencapai 13,8 juta unit dan 2011 meningkat menjadi 14,4 juta unit.
"Akan tetapi, dilihat dari nilai transaksi pada tahun ini diperkirakan mencapai 12,25 miliar dolar AS, 2010 menjadi 13,44 miliar dolar AS, dan 2011 naik menjadi 14,8 miliar dolar AS," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009