London (ANTARA News) - Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barosso, mengatakan bahwa peranan Indonesia sangat penting dalam upaya mencapai kesepakatan final negara maju dan berkembang.
"Peran itu menjadi sumbangan yang berharga," ujar Jose Manuel Barosso dalam jumpa pers pascapertemuan bilateral RI-UE di Gedung Berlaymont-Brussel sebagaimana dikutip oleh Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Brussel, PLE Priatna, di London, Rabu.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyambut pernyataan tersebut dan mengatakan negara-negara maju harus berbuat lebih banyak dan lebih nyata untuk membantu negara berkembang dalam menyelamatkan bumi yang diwujudkan dalam semangat kemitraan.
Presiden RI didampingi Mensesneg Sudi Silalahi, Menlu RI, Marty Natalegawa, Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Hatta, Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema dan Direktur Jenderal Amerika-Eropa, Deplu, Retno LP Marsudi, Senin mengadakan pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa dan sejumlah pejabat tinggi Uni Eropa di Brussel.
Dua agenda pokok yang dibicarakan dalam pertemuan Kepala Negara tersebut adalah meningkatkan kemitraan RI-Uni Eropa setelah ditandatanganinya payung kerja sama Framework on Partnership and Cooperation Agreement 9 November lalu di Jakarta.
Kerja sama baru RI-UE di bidang politik, HAM, perdagangan, pariwisata, pendidikan serta hal praktis lainnya. Departemen Luar Negeri RI telah menyiapkan rangkaian konkret paket kerja sama untuk masa mendatang tersebut.
Kerja sama RI-UE ini adalah yang pertama yang dilakukan Uni Eropa dengan salah satu negara ASEAN, ujar PLE Priatna, Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Brussel.
Agenda pembicaraan kedua menyangkut langkah-langkah konkret untuk menyiapkan hasil-hasil KTT Perubahan Iklim di Copenhagen, 17-19 Desember ini agar berlangsung sukses.
Kemajuan baru pasca-Kyoto Protokol yang diharapkan menjadi kesepakatan baru yang dapat mengikat negara maju dan negara berkembang dalam semangat kemitraan.
Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menyatakan komitmen diplomasi Indonesia dalam rangka perubahan iklim ini mendapat pengakuan dan sambutan positif baik dari negara maju maupun negara berkembang, dan Indonesia berperan menyukseskan hasil-hasil KTT tersebut.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Brussel, Nadjib Riphat Kesoema menyatakan pertemuan Presiden RI dengan Presiden Komisi Eropa memberikan pijakan baru bagi hubungan RI-Uni Eropa di masa mendatang.
Tidak saja komitmen bilateral namun juga komitmen global dalam rangka menyelamatkan bumi dalam semangat kemitraan kerja sama negara maju dan negara berkembang, ujarnya.
Pertemuan Presiden RI dan Presiden Komisi Eropa berlangsung dalam suasana hangat dan tepat pada saat momentum Uni Eropa memiliki rumah baru, melaksanakan Traktat Lisbon per 1 Desember 2009 dengan struktur baru hadirnya Presiden Tetap Dewan Eropa (President of European Council) Herman van Rompuy dan Catherine Asthon sebagai Wakil Presiden dan Menteri Luar Negeri serta Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barosso yang baru terpilih untuk kedua kalinya (2009-2014).
Presiden Dewan Eropa akan dibantu oleh sekitar 26 komisioner anggota Kabinet setingkat menteri, kata PLE Priatna, Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Brussel.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009