Jakarta (ANTARA News) - Kepala Ekonom Bank Dunia William Wallace memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010 akan mencapai 5,6 persen, dengan syarat ada pertumbuhan konsumsi yang stabil serta pemulihan investasi mesin dan sarana pendukung.

Dalam paparan kinerja ekonomi kuartal keempat Indonesia di Jakarta, Rabu, Wallace mengatakan, pendorong utama pertumbuhan ekonomi 2010 diperkirakan berasal dari permintaan dalam negeri (domestik) didukung pemulihan di sektor eksternal.

"Secara singkat, perekonomian secara luas tampaknya kembali ke jalan yang benar," ujarnya.

William memprediksi konsumsi rumah tangga akan tumbuh sekitar 5,1 persen dengan pertumbuhan harga yang moderat dan peningkatan pendapatan. Pertumbuhan investasi naik karena adanya proyeksi kenaikan harga komoditas dan permintaan eksternal serta akses ke pembiayaan yang lebih mudah.

"Kemudian juga ada peningkatan belanja program inti pemerintah dan tingkat pencairan yang lebih baik yang juga diperkirakan mendorong konsumsi pemerintah," ujarnya.

Ia menambahkan, pada 2010, volume ekspor Indonesia juga diprediksi naik ke tingkat sebelum krisis karena dunia pulih secara bertahap dan ada kenaikan harga komoditas.

"Namun impor diperkirakan lebih cepat pulih dibanding ekspor karena ekonomi domestik tumbuh cepat daripada tujuan ekspor Indonesia dan produksi barang ekspor perlu mengimpor komponen," ujarnya.

Dengan adanya perkembangan ini, surplus perdagangan 2009 sekitar 17 miliar dolar AS dapat menurun 10 miliar dolar AS pada 2010.

William juga mengatakan inflasi pada 2010 diprediksi meningkat bersamaan dengan adanya percepatan ekonomi dan proyeksi kenaikan harga komoditas.

"Reformasi penetapan harga energi pada 2010 juga memiliki resiko menaikan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen namun bila dikelola dengan baik hanya menghasilkan kenaikan harga dan tidak memberikan kontribusi kepada kenaikan inflasi berkelanjutan," ujarnya.

Untuk itu, tingkat kemiskinan pada 2010 juga diprediksi menurun sebesar 2,5 hingga 3 persen dari 14,2 persen menjadi 13,5 persen dengan asumsi pemerintah tidak mengeluarkan program pengentasan kemiskinan baru.

"Perekonomian riil Indonesia sangat stabil dibandingkan negara tetangganya, namun pasar keuangan diprediksi tetap bergejolak karena bersamaan dengan menguatnya rupiah, arus modal yang besar dapat meningkatkan harga obligasi pemerintah, surat utang pasar keuangan dan saham," tambah William.

Membaiknya kondisi perekonomian pada 2010, menurut William juga dibantu oleh kinerja pada kuartal ketiga 2009 dimana banyak terjadi kenaikan dalam investasi mesin, output yang tidak diperdagangkan seperti transpotasi dan komunikasi, indikator industri seperti konsumsi listrik dan produksi semen serta ekspor bersih yang didorong oleh pemulihan permintaan global.

"Prospek ini membaik dalam tiga bulan terakhir dan mengikuti penguatan PDB kuartal ketiga yang sedikit melampaui perkiraan, dimana kembali mendekati rata-rata sebelum krisis sebesar 4,2 persen," ujarnya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009