Balikpapan (ANTARA News) - Anggota TNI dari Komando Daerah Militer (Kodam) VI/Tanjungpura menangkap sembilan warga negara Irak di perbatasan Kalimantan dengan Malaysia.
"Penangkapan warga negara Irak tersebut terjadi dua minggu lalu di daerah Entekong," kata Pangdam VI/Tanjungpura, Mayjen TNI Tono Suratman di Balikpapan, Rabu.
Sembilan warga negara Irak tersebut masuk dari wilayah Malaysia melalui jalan-jalan kecil yang ada di sekitar perbatasan Kalimantan dengan Malaysia, ujarnya.
Tono menjelaskan, bahwa warga asing yang ditangkap oleh anggota TNI yang sedang bertugas di kawasan perbatasan hendak masuk ke Indonesia dengan misi mencari keselamatan dan perlindungan.
"Tapi warga negara Irak selanjutnya kita serahkanke pihak kepolisian dan imigrasi," kata Tono.
Terkait tertangkapnya warga negara asing di kawasan perbatasan, maka Kodam VI/Tanjugpura terus melakukan peningkatan penjagaan di wilayah tersebut.
"Saat ini, kita sudah menambah dua batalyon untuk menambah kekuatan pengamanan yang telah ada dua batalion," tambahnya.
Perbatasan daerah Kalimantan dengan daerah Serawak-Sabah, Malaysia membentang sepanjang kurang lebih1.824 kilometer dari barat menuju timur.
Wilayah perbatasan merupakan sumber masalah atau dapat menjadi pemicu konflik antara dua negara yang bertetangga di negara-negara yang mempunyai wilayah perbatasan darat dengan negara lain, mengingat perbatasan merupakan bermulanya kedaulatan negara yang harus diakui oleh negara tetangganya.
Pengakuan kedaulatan inilah yang bisa menjadi pemicu konflik karena tidak jarang wilayah yang berbatasan suatu negara bernilai strategis juga bagi negara tetangganya, baik ditinjau dari aspek politik dan ekinomi ataupun terjadinya pelanggaran perbatasan dengan berbagai sebab dan berbagai kepentingan.
Wilayah perbatasan ( Kalbar dan Kaltim ) memendam beberapa kerawanan sebagai akibat dari bentuk geografi, demografi dan kondisi sosial yang memiliki banyak kesulitan.
Kodam VI/Tanjungpura sesuai dengan tugas pokoknya sebagai jabaran dari tugas TNI sesuai Tap MPR VII/2000 perlu mewaspadai daerah perbatasan mengingat pengalaman selama ini bahwa upaya represif akan lebih mahal dan sulit bila dibandingkan dengan upaya preventif.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009