Madiun (ANTARA News) - Kompleks monumen peringatan bagi korban kekejaman pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun, Monumen Kresek di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, kerap disalahgunakan oleh pengunjung untuk berbuat mesum.
"Sebetulnya warga masyarakat sekitar sudah merasa risi. Namun bagaimana lagi, sulit dicegah. Di monumen tidak ada penjagaan khusus," ujar Indah, pedagang di sekitar Monumen, Rabu.
Menurut dia, setiap malam minggu atau bertepatan dengan hari liburan, komplek wisata ini banyak dikunjungi oleh pasangan remaja.
Warga berharap kepada pihak berwenang untuk segera mengambil tindakan.
Kepala Bidang Priwisata, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata Kabupaten Madiun, Heri Cahyono, mengemukakan pihaknya hanya bertugas untuk pencatatan obyek wisata saja.
"Sedangkan yang mengurusi masalah pengelolaannya adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Sementara itu, untuk urusan ketertiban merupakan kewenangan dari Satuan Polisi Pamong Praja," katanya.
Karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna menindaklanjuti masalah ini.
Monumen Kresek dibangun untuk mengenang Peristiwa pemberontakan PKI di Madiun. Lokasi peninggalan sejarah ini dibangun di atas lahan seluas 2 hektare.
Letaknya berada 15 km ke arah timur dari Kota Madiun dan terdiri dari monumen serta relief peninggalan sejarah tentang keganasan PKI pada tahun 1948 di Madiun. Fasilitas wisata yang ada di tempat ini, antara lain, pendopo tempat istirahat, taman bunga, dan dilengkapi pula areal parkir. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009