Jakarta, 16/12 (ANTARA)- Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Ir.Jero Wacik, SE mengatakan, pengembangan bidang kebudayaan tetap menjadi prioritas dalam program kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) pada lima tahun ke depan, di samping bidang pariwisata yang diharapkan akan menghasilkan devisa yang terus meningkat.

"Pariwisata sektor yang penting dalam mensejahterakan masyarakat, tetapi kebudayaan lebih penting karena menyangkut jati diri bangsa," kata Menbupar Jero Wacik dalam jumpa pers seusai memberi pengarahan kepada peserta Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kebudayaan dan Pariwisata (Rakornas Bidang Budpar) 2009 di Hotel Mercure Convention Center, Ancol Jakarta, Selasa (14/12).

Menbudpar Jero Wacik mengatakan, pengembangan kebudayaan lebih diprioritaskan karena menyangkut kepentingan seluruh rakyat Indonesia agar tertanam rasa cinta terhadap bangsa dan Tanah Air. Sedangkan pengembangan kepariwisataan berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa, seperti program Kenali Negerimu Cintai Negerimu (KNCN).

Dalam masyarakat belakangan ini, lanjut Jero Wacik, ada gejala-gejala masyarakat kita bersikap kurang santun dan tampil menjadi orang lain yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Oleh karena itu, dalam pengembangan kebudayaan, harus mengutamakan pembangunan karakter bangsa atau national building. "Karakter bangsa kita mengedepankan toleransi dan menjunjung tinggi kesantunan," katanya.

Menbudpar Jero Wacik dalam Rakornas Bidang Budpar 2009 menyampaikan kontrak kinerja dan program prioritas bidang bupar yang terkait prioritas pengembangan kebudayaan 2010-1214 antara lain membangun Pusat Pengembangan Kebudayaan Nasional, meningkatkan penelitian dan pegembangan bidang kebudayaan, kepariwisataan, dan 10 bidang arkeologi serta penyelenggaraan Art Summit Indonesia. Selain itu juga mendukung penyediaan sarana dan prasarana taman budaya, lembaga kesenian tradisional, serta pegelaran seni.

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi Surya Dharma, Kepala Pusat Penerangan dan Humas, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009