Palu (ANTARA) - Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) meminta aparat Polri dan TNI menuntaskan Operasi Pemulihan Keamanan (Operasi Tinombala) di Poso guna memberi rasa aman kepada masyarakat yang terus menjadi korban kebiadaban pelaku teror yang bersembunyi di hutan-hutan wilayah Poso Pesisir.
"Kami mengutuk keras tragedi kemanusiaan yang kembali terjadi di Poso, kemarin (Minggu 9/8)," kata Ketua Umum Majelis Sinode GKST Pendeta Jetrozon Rense, M.Th yang dihubungi di Poso, Senin (10/8) malam, usai memimpin pemakaman seorang warga Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, korban kebiadaban kelompok sipil bersenjata anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT).
Warga Desa Sangginora bernama Agus Balumba ditemukan Satgas Operasi Tinombala bersama masyarakat, tewas mengenaskan dengan luka-luka di sekujur tubuh di kebunnya pada Minggu (9/8), kemudian dievakuasi ke desa dan dikebumikan pada Senin (10/8) petang.
Menurut Pendeta Rense, pihaknya mengutuk kejadian ini karena masyarakat kecil lah yang selalu menjadi korban.
"Di tengah upaya mereka memanen hasil kebun untuk mempertahankan kehidupan keluarga di tengah pandemi COVID-19 yang membuat ekonomi masyarakat semakin terpuruk, mereka malah tewas di tangan para teroris," ujarnya.
"Kami meminta aparat Polri dan TNI menuntaskan operasi pemulihan keamanan dengan menangkap para pelaku karena sudah berulang kali kejadian seperti ini menimpa warga Poso. Masyarakat sangat membutuhkan rasa aman," ujarnya.
Ia juga meminta Pemda Poso untuk memperhatikan desa-desa di kawasan Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir Selatan serta wilayah Lore yang merupakan area operasi dan persembunyian pelaku teror tersebut selama ini.
"Akses listrik yang putus sudah beberapa waktu dan akses telekomunikasi yang sangat terbatas, perlu segera dipulihkan," ujarnya.
Kepada seluruh warga, Pendeta Rense meminta masyarakat dan umat untuk tetap percaya kepada pemerintah dan aparat Polri dan TNI dalam mengejar para pelaku teror itu.
Dalam khotbahnya saat memimpin upacara pemakaman korban Agus Balumba, Pendeta Rense meminta keluarga dan jemaat untuk tetap tabah dan kuat dalam menghadapi duka cita ini.
"Tuhan tidak menutup mata untuk setiap kekerasan yang terjadi. Tuhan mengasihi ibu dan ketiga anak yang ditinggalkan, yang masih duduk dibangku sekolah, SD, SMP dan SMU," ujarnya.
Hadir dalam upacara pemakaman tersebut mantan Ketua Sinode GKST Pendeta Rinaldy Damanik dan Sekretaris Umum Majelis Sinode GKST Pendeta Yulianus Tolewo.
Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto di Palu, Minggu (9/8) malam mengatakan dua warga Poso menjadi korban kekejaman pelaku teror pada saat akan melakukan aktivitas di lokasi kebun wilayah Desa Sanginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sabtu (8/8).
Dua warga yang diketahui berinisial AP dan AB bermaksud untuk menjaga kebun jagung di wilayah perkebunan Tahiti. Saat sampai di pondoknya di kebun, terlihat ada beberapa OTK.
"Pada saat itu AP dan AB digiring untuk bertemu OTK lain yang ada di pondok. Karena merasa terancam, AP meloncat dan melarikan diri, dan tidak lama terdengar suara tembakan,” ujar Didik mengutip keterangan saksi AP yang selamat.
Aparat Polri dan TNI yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala kemudian berangkat menuju lokasi kejadian Minggu (9/8) Pukul 12.30 Wita dan menemukan AB sudah tewas dalam kodisi mengenaskan.
Tim Satgas Tinombala saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang diduga DPO kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora.
Sehari sebelumnya, para pelaku teror bersenjata api ini juga dilaporkan sempat mencegat rombongan petugas kesehatan Pemkab Poso yang baru kembali ke Poso usai melaksanakan tugas di wilayah Lore atau dataran Napu.
Namun para petugas yang menggunakan dua mobil itu tidak sempat disandera. Mereka dilepas untuk meneruskan perjalanan setelah barang-barang berharga milik mereka dirampas bersama bahan-bahan makanan di dalam mobil.
Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020