Data dari Konsul Haji Indonesia di Jeddah, Selasa, mengungkapkan, masih ada 262 kloter lagi dengan 114.200 jemaah yang akan diberangkatkan sampai 1 Januari 2010.
Jika sampai l6 Desember seluruh jemaah diterbangkan dari bandara debarkasi King Abdul Aziz (KAA) Jeddah, sejak l7 Desember 140 kloter akan diberangkatkan melalui dua bandara debarkasi yakni KAA Jeddah dan 122 kloter melalui bandara debarkasi Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Sementara itu Kepala Daker Jeddah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Subchan Cholid mengemukakan bahwa kepadatan frekuensi penerbangan melalui bandara KAA Jeddah mulai berangsur-angsur longgar dengan telah pulangnya sebagian jemaah haji khususnya dari negara-negara tetangga Arab Saudi seperti Turki, Tanzania,
Sudan dan negara-negara di jazirah Arab lainnya.
Sejak pekan-pekan pertama kepulangan jemaah terjadi kelambatan pemberangkatan pesawat sekitar tiga sampai lima jam dari jadwal semula akibat tingginya frekuensi penerbangan sehingga pesawat sulit mendapatkan areal parkir (parking slot) dan terjadinya kongesti penumpang di pintu-pintu masuk (gate) bandara.
Garuda sendiri menerbangkan antara 14 sampai 20 kloter sehari dari bandara KAA Jeddah sampai pekan kedua Desember,sedangkan mulai l6 Desember hanya sekitar lima sampai sembilan penerbangan dari bandara KAA Jeddah dan jumlah yang sama dari bandara AMAA Madinah.
Jemaah yang diberangkatkan dari Mekah dengan bus-bus sewaan (sekitar 70 Km) menginap dulu semalam di hotel transito di Jeddah sebelum mereka diterbangkan ke tanah air.
Menurut catatan, tersebarnya jemaah di tujuh hotel transito cukup menyulitkan pengaturannya, misalnya terjadi keterlambatan-keterlambatan untuk mencari alamat hotel karena supir bus-bus yang membawa mereka dari Mekah belum mengenal jalan-jalan di kota Jeddah.
Untuk itu, di masa-masa mendatang, sejumlah pihak mempertimbangkan penggunaan kembali pool transito haji di Madinatul Hujaj, Jeddah walaupun fasilitas dan kondisi bangunannya harus direnovasi dan diperbaiki.
Kompleks Madinnatul Hujaj yang diwakafkan oleh Raja Khalid, Arab Saudi untuk keperluan urusan haji saat ini sebagian digunakan oleh PPIH untuk pool kendaraan dan Balai Pengobatan Haji (BPHI), selebihnya digunakan oleh tim-tim haji dari beberapa negara lainnya.
Pada musim haji 1430 Hijriah , Indonesia mengirimkan sekitar 209.000 jemah haji, l92.000 adalah program haji reguler (Biaya Perjalanan Ibadah Haji, dulu ONH), sekitar 17.000 haji nonreguler (nonBPIH, dulu ONH Plus) dan sekitar 1.000-an haji nonkuota yang diberangkatkan biro-biro swasta tanpa koordinasi dengan Departemen Agama.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009